Minggu, 5 Oktober 2025

Trump Terapkan Tarif Timbal Balik

Trump Turunkan Tarif Timbal Balik untuk China Menjadi 80 Persen

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump pada Jumat (9/5/2025) mengumumkan rencana untuk menurunkan tarif impor dari China menjadi 80 persen.

Penulis: Bobby W
Editor: Tiara Shelavie
Facebook The White House
TARIF DAGANG AS - Foto ini diambil pada Kamis (3/4/2025) dari Facebook The White House memperlihatkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, berbicara selama konferensi pers setelah menandatangani kenaikan tarif dagang baru antara AS dan negara lain di dunia, di Gedung Putih di Washington, DC, AS pada Rabu (2/4/2025). residen Amerika Serikat (AS), Donald Trump pada Jumat (9/5/2025) mengumumkan rencana untuk menurunkan tarif impor dari China dari 145 persen menjadi 80 Persen 

TRIBUNNEWS.COM - Redakan ketegangan bilateral, Donald Trump akhirnya menurunkan tarif timbal balik untuk China dari 145 persen menjadi 80 Persen pada akhir pekan ini.

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump pada Jumat (9/5/2025) mengumumkan rencana untuk menurunkan tarif impor dari China menjadi 80 persen.

Keputusan ini diambil oleh Trump menjelang pertemuan tingkat tinggi di Swiss akhir pekan ini.

Langkah ini dianggap sebagai upaya untuk meredakan ketegangan perdagangan yang telah berlangsung sejak awal pemerintahannya.

Dikuip dari Reuters, Trump menyampaikan keputusannya tersebut melalui akun media sosial resmi miliknya di Social Truth.

Di dalam Cuitannya, Trump menulis: “Tarif 80 persen untuk China terasa tepat! Terserah Scott B,” mengacu pada Scott Bessent, Menteri Keuangan AS yang menjadi penanggung jawab kebijakan perdagangan.

Pertemuan di Jenewa akhir pekan ini sendiri akan melibatkan Bessent dan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer yang bertemu dengan delegasi China.

Ajang pertemuan akhir pekan ini pun menjadi dialog tingkat tinggi pertama antara kedua negara sejak Trump memicu perang dagang dengan kenaikan tarif masif pada April 2025 lalu.

Sebelumnya, AS telah memberlakukan tarif 145 persen terhadap barang China, sementara China membalas dengan tarif 125 persen pada produk AS.

Langkah Trump kali ini terjadi di tengah kekhawatiran pasar domestik atas dampak tarif terhadap harga dan pasokan barang konsumsi.

Sejumlah analis memperingatkan bahwa eskalasi tarif sebelumnya telah menyebabkan perdagangan bilateral antara kedua negara berpotensi turun hingga 80 persen.

Baca juga: Trump Pecat 1.000 Tentara AS yang Transgender: Alasan Keamanan atau Diskriminasi?

Bahkan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) memproyeksikan kontraksi tajam dalam hubungan ekonomi akibat kebijakan proteksionis.

Sejak awal 2025, Trump telah menaikkan tarif secara bertahap, termasuk 20 persen pada Maret 2025 dan 34 persen pada April 2025, dengan alasan ketidakseimbangan perdagangan dan praktik tidak adil.

China menanggapi dengan menaikkan tarif balasan hingga 125%, serta membatasi ekspor elemen tanah jarang, langkah yang dianggap Trump sebagai penghinaan.

Meski begitu, Trump tetap menekankan pentingnya akses pasar bagi AS.

Di cuitannya tersebut, Trump juga menyatakan: “China harus membuka pasar untuk AS—ini akan sangat baik bagi mereka!!! Pasar tertutup sudah tidak efektif lagi!!!”

Namun, beberapa produk teknologi, seperti iPhone, telah mendapat pengecualian dari tarif tambahan karena sebagian besar produksinya bergantung pada rantai pasok China.

Pertemuan Jenewa digambarkan sebagai langkah awal untuk menurunkan tensi perdagangan, meski skeptisisme pasar masih tinggi. 

Pasar global menantikan apakah kesepakatan akan tercapai atau justru memicu gelombang tarif baru, yang berimbas pada stabilitas ekonomi global.

Dengan latar belakang sejarah perang dagang yang terjadi pada 2019, banyak pihak khawatir bahwa konflik ini akan kembali mengganggu pertumbuhan ekonomi dua raksasa dunia tersebut.

(Tribunnews.com/Bobby)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved