Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Iran Vs Israel

IRGC Siap Buka 'Gerbang Neraka', Israel Ancam Ratakan Teheran Iran Seperti Mereka Hancurkan Gaza

Ancaman Israel itu muncul setelah Iran dan Amerika Serikat terlibat dalam tiga putaran perundingan nuklir, yang membuat Tel Aviv merasa terancam

The Times of Israel/Militer Israel
OPERASI ISRAEL – Foto yang diambil dari The Times of Israel tanggal 24 Februari 2025 memperlihatkan Menteri Pertahanan Israel Katz berada di antara tentara Israel di kamp pengungsian Tulkarem, Tepi Barat, 21 Februari 2025. 

IRGC Mau Buka 'Gerbang Neraka', Israel Ancam Ratakan Teheran Iran Seperti Mereka Hancurkan Gaza

TRIBUNNEWS.COM - Israel mengeluarkan ancaman terkuatnya terhadap Iran pada Kamis (8/5/2025).

Dalam ancaman paling keras tersebut, Israel memperingatkan kalau mereka akan melakukan apa yang telah dilakukannya terhadap Gaza.

Baca juga: Diancam AS, Iran Perkenalkan Qassem Basir, Rudal Balistik Terbaru yang Bisa Tempuh 1.200 Km

Ancaman itu dilontarkan Israel setelah kelompok Houthi yang dituding Tel AViv mendapat dukungan Iran, menyerang bandara Ben Gurion.

Sebelumnya, Kepala Garda Revolusi Iran (IRGC), Hossein Salami mengatakan serangan apa pun oleh Amerika Serikat atau Israel akan "membuka gerbang neraka".

Bersama dengan Hizbullah dan Hamas, gerakan Houthi Yaman merupakan bagian dari "poros perlawanan" Iran melawan Israel dan sekutunya, Amerika Serikat.

Israel membalas serangan rudal Houthi di bandaranya pada hari Minggu kemarin dengan menyerang bandara di ibu kota Yaman, Sanaa, dan tiga pembangkit listrik di negara tersebut.

"Saya memperingatkan... para pemimpin Iran yang membiayai, mempersenjatai, dan mengeksploitasi organisasi teroris Houthi: sistem proksi telah dihentikan dan poros kejahatan telah runtuh," kata Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz dalam sebuah pernyataan.

"Anda bertanggung jawab langsung. Apa yang telah kami lakukan terhadap Hizbullah di Beirut, terhadap Hamas di Gaza, terhadap (Presiden Suriah yang sekarang digulingkan Bashar) Assad di Damaskus, akan kami lakukan juga terhadap Anda di Teheran," katanya.

Katz memperingatkan bahwa Israel tidak akan mengizinkan “entitas apa pun untuk menyakiti Israel.

"Israel harus mampu mempertahankan dirinya... terhadap ancaman apa pun dan terhadap musuh apa pun," tambah Katz.

"Hal ini telah menjadi masalah dengan beberapa tantangan di masa lalu, dan akan terus menjadi masalah di masa mendatang.

"Siapa pun yang menyerang kita akan mendapat pukulan telak."

Dalam sebuah video yang disiarkan oleh kantor berita Iran, Tasnim, kepala IRGC, Hossein Salami mengatakan, "ini adalah peringatan serius bagi penguasa Zionis dan Amerika... Jika kalian membuat kesalahan sekecil apa pun, kami akan membukakan gerbang neraka untuk kalian".

Gambar yang diambil pada 10 November 2019 menunjukkan bendera Iran di PLTN Bushehr Iran, selama upacara resmi untuk memulai pekerjaan pada reaktor kedua di fasilitas tersebut.
Gambar yang diambil pada 10 November 2019 menunjukkan bendera Iran di PLTN Bushehr Iran, selama upacara resmi untuk memulai pekerjaan pada reaktor kedua di fasilitas tersebut. (Atta Kenare/AFP)

Israel Gerah Negosiasi Iran-AS

Ancaman Israel itu muncul setelah Iran dan Amerika Serikat terlibat dalam tiga putaran perundingan nuklir, kontak tingkat tertinggi mereka sejak Washington menarik diri dari kesepakatan penting dengan Teheran pada tahun 2018.

Israel telah merasa khawatir mengenai kemajuan program nuklir Iran sejak Donald Trump menarik Amerika Serikat keluar dari perjanjian internasional tersebut.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang memandang pembicaraan itu secara tidak baik, telah menyerukan pembongkaran program nuklir Iran, dengan mengatakan kesepakatan yang kredibel harus "menghilangkan kapasitas Iran untuk memperkaya uranium untuk senjata nuklir" dan mencegah pengembangan rudal balistik.

Iran bersikeras bahwa program nuklirnya adalah untuk tujuan sipil.

Shmuel Rosner, seorang peneliti di Jewish People's Policy Institute di Yerusalem, mengatakan kepada AFP, kalau sulit untuk mengetahui apakah ancaman Katz merupakan "gertakan atau bukan".

Ia menambahkan bahwa Israel mungkin akan “menunggu dan melihat” hasil dialog antara Washington dan Teheran.

"Jika pembicaraan tersebut menghasilkan kesepakatan yang "membahayakan Israel, maka Israel harus mempertimbangkan apa yang dapat dan harus dilakukan untuk mempertahankan dirinya," imbuh Rosner.

"Itulah prinsip inti semua pemerintahan Israel sejak berdirinya negara itu, bahwa kami tidak mensubkontrakkan keamanan kami ke negara lain," katanya.

 

(oln/rntv/*)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved