3 Media Asing Soroti Garuda Indonesia yang Diterpa Krisis Suku Cadang, Penerbangan Kena Imbas
Bloomberg, ch-aviation, dan Dj's Aviation menyoroti krisis suku cadang yang bikin belasan pesawat Garuda Indonesia dikandangkan.
TRIBUNNEWS.COM - Garuda Indonesia kembali jadi perhatian dunia.
Hal itu bukan karena ekspansi atau pembukaan rute baru, melainkan karena masalah serius yang bikin sejumlah pesawatnya tak bisa terbang.
Masalah itu adalah krisis suku cadang pesawat.
Media besar asal Amerika, Bloomberg, melaporkan belasan armada Garuda Indonesia dan anak usahanya kini terpaksa dikandangkan karena kekurangan komponen penting.
“Pesawat-pesawat Garuda yang tak bisa terbang menunjukkan betapa buruk dampak kekurangan suku cadang bagi industri penerbangan Indonesia,” tulis Bloomberg, Jumat (2/5/2025).
Kondisi ini muncul di tengah upaya maskapai nasional memulihkan jaringan penerbangan pasca pandemi.
Permintaan penumpang mulai naik, tetapi Garuda justru kewalahan karena armadanya terbatas.
Masalah ini bukan hanya karena faktor internal.
Menurut situs data penerbangan global Ch-aviation, penyebab utamanya adalah terganggunya rantai pasok komponen pesawat secara global.
“Masalah rantai pasokan adalah alasan utama mengapa beberapa pesawat saat ini dikandangkan,” tulis Ch-aviation.
Disebutkan bahwa jenis pesawat yang terdampak termasuk Boeing 737-800NG dan Airbus A330.
Baca juga: Spesifikasi Pesawat Garuda Indonesia Airbus A330-900 Neo yang Bawa Paus Fransiskus ke Papua Nugini
Keduanya adalah tulang punggung operasional Garuda untuk rute domestik dan internasional.
Kondisi ini tentu berdampak ke jadwal penerbangan, terutama di tengah tingginya permintaan pada musim libur.
Media spesialis penerbangan Dj’s Aviation juga ikut menyoroti hal ini.
Dalam laporannya, mereka menyebut Garuda sebagai salah satu maskapai terbaru yang merasakan efek domino dari kelangkaan suku cadang global.
“Garuda is among the latest carriers feeling the ripple effects of component delays,” tulis Dj's Aviation.
Masalah ini, menurut mereka, memperlihatkan betapa maskapai di negara berkembang seperti Indonesia masih sangat tergantung pada pasokan luar negeri.
Tanpa cadangan suku cadang dan fasilitas perawatan yang memadai, maskapai akan sulit menjaga operasional tetap stabil.
Sementara itu, Garuda menyebut bahwa proses perawatan dan penggantian komponen saat ini sedang dijadwalkan ulang.
Meski begitu, belum ada kejelasan kapan semua pesawat bisa kembali beroperasi penuh.
Krisis suku cadang ini bukan hanya dialami Garuda.
Beberapa maskapai lain di Asia, bahkan di Eropa seperti TUI fly Belgium, juga menghadapi masalah serupa.
Namun, karena Garuda adalah maskapai andalan nasional, imbasnya ke sektor penerbangan Indonesia tentu jauh lebih besar.
Pengamat menilai, pemerintah perlu mendorong percepatan pembangunan ekosistem industri perawatan (MRO) dalam negeri.
Tanpa itu, maskapai nasional akan terus rentan terhadap guncangan global seperti sekarang ini.
Baca juga: Spesifikasi Pesawat Airbus A330-941 yang Ditumpangi Paus Fransiskus dan Fasilitas untuk Penumpang
Dengan sorotan dari Bloomberg, Ch-aviation, dan Dj’s Aviation, masalah yang dihadapi Garuda kini tak lagi lokal.
Dunia melihat dan berharap Indonesia bisa segera mencari solusi.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.