Kamis, 2 Oktober 2025

Paus Fransiskus Wafat

Pemilihan Paus yang Baru Kian Dekat, Vatikan Sudah Pasang Cerobong Khusus Konklaf di Kapel Sistine

Para pekerja di Vatikan pada hari Jumat waktu setempat (2/5/2025) diketahui telah memasang sebuah cerobong di atap Kapel Sistine untuk prosesi konklaf

Penulis: Bobby W
Editor: Sri Juliati
Tangkap Layar Youtube Vatican News
PIPA KONKLAF DIPASANG - Para pekerja di Vatikan pada hari Jumat waktu setempat (2/5/2025) diketahui telah memasang sebuah cerobong di atap Kapel Sistine untuk prosesi konklaf. 

TRIBUNNEWS.COM - Proses pemilihan pengganti sosok Paus Fransiskus oleh pihak Vatikan bisa dikatakan segera digelar dalam waktu dekat.

Hal ini bisa ditunjukkan melalui persiapan pemasangan prasarana untuk prosesi pengeluaran sinyal asap konklaf yang telah disiapkan Vatikan.

Dikutip dari Reuters, para pekerja di Vatikan pada Jumat (2/5/2025) waktu setempat diketahui telah memasang sebuah cerobong di atap Kapel Sistine untuk prosesi konklaf mendatang.

Para pekerja di Vatikan tersebut tampak memasang pipa berwarna cokelat karat di atas ubin terakota atap Kapel Sistine abad ke-15, yang terkenal dengan lukisan fresko karya Michelangelo.

Cerobong tersebut terlihat jelas dari Alun-alun Santo Petrus yang berada di dekatnya, tempat ribuan orang diperkirakan akan berkumpul selama konklaf untuk menyaksikan perkembangan pemungutan suara rahasia.

Cerobong ini nantinya akan menjadi prasarana kunci dari prosesi konklaf karena lewat sinyal asap yang dikeluarkannya maka sosok Paus yang baru akan diumumkan ke publik.

Pertemuan konklaf ini rencananya akan dimulai pada Rabu, 7 Mei 2025 mendatang.

Di prosesi pemilihan tersebut, para kardinal yang terlibat dalam penunjukkan para kandidat Paus akan dikarantina selama bertugas.

Dengan menggunakan cerobong tersebut, para pihak di Vatikan akan memberi tahu dunia luar apakah mereka telah memilih pemimpin baru Gereja Katolik yang beranggotakan 1,4 miliar jiwa.

Asap hitam akan menandai belum ada keputusan, sedangkan asap putih akan mengumumkan terpilihnya Paus ke-267.

Seperti yang diketahui sebelumnya, Paus Fransiskus meninggal pada 21 April 2025 lalu setelah menjabat sejak tahun 2013.

Baca juga: Konklaf Paus Baru Dimulai 7 Mei, Vatikan Bersiap Pilih Pemimpin 1,4 Miliar Umat Katolik

Paus Fransiskus juga dikenal sebagai paus pertama yang berasal dari Benua Amerika.

Sekitar 133 kardinal yang kurang lebih 80 persen di antaranya ditunjuk oleh Fransiskus, diperkirakan akan memilih sosok penggantinya.

Dua konklaf terakhir yang digelar pada 2005 dan 2013 selesai pada akhir hari kedua pemungutan suara.

Calon Kandidat Paus yang Baru

Setelah Paus Fransiskus meninggal pada 21 April 2025, persiapan konklaf untuk memilih pemimpin baru Gereja Katolik telah dimulai. 

Berikut lima kandidat kuat yang digadang-gadang akan bersaing dalam pemilihan menurut sejumlah pemberitaan di media Amerika Serikat:

1. Kardinal Luis Antonio Tagle (67), Filipina

KARDINAL FILIPINA - Uskup agung asal Filipina, Luis Antonio Tagle disebut-sebut akan menjadi paus berikutnya menggantikan Paus Fransiskus.

Tagle adalah Uskup Agung Manila pada 2011 hingga 2020. Saat ini dia berperan sebagai pro-prefect evangelisasi pertama dan gereja-gereja khusus baru Dicastery. Lahir pada 21 Juni 1957 di Manila, Filipina, Tagle telah lama dikenal karena wawasan teologisnya yang mendalam, kepedulian pastoralnya, dan komitmennya terhadap misi sosial Gereja. Dilansir dari Asian Journal, ia pertama kali menjadi pendeta pada 1982.

Karier gerejawi Tagle dimulai dengan pengangkatannya sebagai Uskup Imus pada 2001. Sejak 2011, ia menjadi Uskup Agung Manila. Pengaruhnya tumbuh secara signifikan. Ia amat peduli pada keadilan sosial, martabat manusia, dan pengentasan kemiskinan yang membuatnya dikagumi secara luas baik di Filipina maupun di seluruh dunia
KARDINAL FILIPINA - Uskup agung asal Filipina, Luis Antonio Tagle disebut-sebut akan menjadi paus berikutnya menggantikan Paus Fransiskus. Tagle adalah Uskup Agung Manila pada 2011 hingga 2020. Saat ini dia berperan sebagai pro-prefect evangelisasi pertama dan gereja-gereja khusus baru Dicastery.  (VaticanNews)

 

Kardinal Tagle menjadi favorit kalangan progresif berkat latar belakangnya sebagai tokoh misionaris dan kepemimpinannya di Departemen Evangelisasi.

Ia dikenal sebagai pendukung kuat agenda reformasi Paus Fransiskus, termasuk fokus pada kesederhanaan, keadilan sosial, dan dialog lintas agama.

Popularitasnya di Asia dan kepiawaiannya dalam diplomasi gerejawi membuatnya menjadi kandidat yang sering disebut-sebut di berbagai analisis.

2. Kardinal Pietro Parolin (70), Italia

Sebagai Sekretaris Negara Vatikan sejak 2013, Parolin dikenal sebagai diplomat ulung dengan pendekatan moderat.

Ia dianggap mampu menjaga keseimbangan antara reformasi dan stabilitas institusi gereja.

Pengalamannya dalam mengelola hubungan Vatikan dengan negara-negara non-Katolik menjadi nilai tambahnya. Parolin juga sering disebut sebagai "kandidat kompromi" yang bisa diterima oleh berbagai faksi di dalam gereja.

3. Kardinal Peter Turkson (76), Ghana

Seorang advokat kemanusiaan dan keadilan sosial, Turkson memiliki pengaruh besar di Afrika.

Jika terpilih, ia akan menjadi paus Afrika pertama sejak abad ke-5, sebuah tonggak sejarah yang signifikan.

Meski usianya sudah 76 tahun (mendekati batas 80 tahun untuk menjadi pemilih), rekam jejaknya dalam isu lingkungan dan hak asasi manusia membuatnya tetap relevan.

4. Kardinal Péter Erdő (72), Hungaria

Sebagai pakar hukum kanon yang konservatif, Erdő mewakili suara tradisionalis dalam gereja.

Ia dikenal tegas mempertahankan doktrin inti Katolik, seperti posisi gereja terhadap pernikahan dan keluarga.

Erdő juga pernah menjabat sebagai Ketua Komite Episkopal Eropa, menunjukkan kapasitasnya dalam mengelola isu kontinental.

PIPA KONKLAF DIPASANG - Para pekerja di Vatikan pada hari Jumat waktu setempat (2/5/2025) diketahui telah memasang sebuah cerobong di atap Kapel Sistine untuk prosesi konklaf.
PIPA KONKLAF DIPASANG - Tangkap layar dari Vatican News saat para pekerja di Vatikan pada hari Jumat waktu setempat (2/5/2025) diketahui telah memasang sebuah cerobong di atap Kapel Sistine untuk prosesi konklaf. Pertemuan konklaf ini sendiri rencananya akan dimulai pada 7 Mei 2025 mendatang.(Tangkap Layar Youtube Vatican News)

5. Kardinal Angelo Scola (82), Italia

Meski berusia 82 tahun (melebihi batas usia pemilih), Scola tetap menjadi kandidat potensial karena pengalamannya sebagai salah satu pesaing utama dalam konklaf 2013.

Ia dikenal sebagai tokoh yang menggabungkan intelektualisme dengan dedikasi pada nilai-nilai tradisional.

Namun, usia lanjutnya mungkin mengurangi peluangnya dibandingkan kandidat muda lainnya.

Beberapa nama lain yang mencuat dalam analisis media termasuk Kardinal Fridolin Ambongo Besungu (Republik Kongo) dan Robert Prevost (AS), yang dianggap sebagai kandidat "kuda hitam" dengan potensi kejutan.

Selain itu, konklaf kali ini menjadi penting karena 80 persen kardinal pemilih ditunjuk oleh Paus Fransiskus, mengindikasikan dominasi faksi progresif.

Dengan konklaf dimulai pekan depan, seluruh dunia akan menantikan asap putih dari cerobong Kapel Sistine, simbol lahirnya pemimpin baru bagi 1,4 miliar umat Katolik global.

(Tribunnews.com/Bobby)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved