Minggu, 5 Oktober 2025

Viral Pria di China Berhenti Bekerja demi Rawat Anak, tapi Kemudian Alami Depresi dan Berujung Cerai

Seorang ayah di China resign dari pekerjaannya demi mengurus anak, tapi kemudian kewalahan, depresi dan berujung pada perceraian.

Kolase tangkap layar Weibo 中国蓝新闻
VIRAL DI CHINA - Tangkap layar yang diambil Tribunnews pada 2 Mei 2025 dari akun Weibo 中国蓝新闻, memperlihatkan pemberitaan pria 33 tahun yang mengalami depresi pasca melahirkan. Pria dari Sichuan ini viral karena merawat bayinya sendirian. 

TRIBUNNEWS.COM – Seorang ayah di China berhenti dari pekerjaannya yang bergaji tinggi demi merawat bayinya.

Namun, ia kemudian menceraikan istrinya yang dianggap tidak mendukung dan mengaku menderita depresi pascapersalinan.

Mengutip South China Morning Post (SCMP), pria berusia 33 tahun dari Provinsi Sichuan ini populer di media sosial dengan julukan “Ayah Jasmine.”

Ia kerap membagikan rutinitas mengasuh anak di media sosial dan telah menarik 11.000 followers.

Ayah Jasmine merupakan mantan manajer penjualan makanan hewan peliharaan.

Dulunya ia memperoleh penghasilan sekitar 20.000 yuan (Rp45 juta) per bulan.

Kini, ia mengaku hanya mendapatkan 4.000 yuan (Rp9 juta) dari menjual produk bayi melalui siaran langsung.

Putrinya, Jasmine, lahir pada Mei 2023.

Kedua orang tua dari pihaknya maupun istrinya bekerja di luar kota.

Karena tidak memiliki anggaran untuk menyewa pengasuh, Ayah Jasmine memutuskan untuk menjadi ayah rumah tangga penuh waktu.

Pekerjaannya dinilai lebih fleksibel dibandingkan pekerjaan istrinya yang stabil di pemerintahan, sehingga ia berhenti bekerja setelah masa cuti melahirkan istrinya berakhir.

Baca juga: Gelar Pesta 1 Bulan Kelahiran Anjingnya, Pria di China Ditegur karena Dinilai Ganggu Ketertiban

Ia biasanya bangun pukul 6 pagi karena tangisan bayinya.

Setelah itu, ia menyiapkan susu formula, mengganti popok, dan menghabiskan waktu berjam-jam bermain sebelum membawa Jasmine ke taman.

Sekitar pukul 5 sore, ketika Jasmine tidur siang, barulah ia punya waktu untuk memasak dan membuat video.

Tidur menjadi hal langka karena Jasmine sering terbangun setiap tiga jam di malam hari.

Di samping itu, tekanan akibat sering menggendong bayi membuatnya mengalami radang sendi.

Ia juga mengenang masa menegangkan saat Jasmine didiagnosis pneumonia dan berada dalam kondisi kritis.

Ia mengaku sanggup berjaga di samping ranjang rumah sakit tanpa tidur atau mandi selama lima hari.

Namun, justru dia yang disalahkan oleh kedua belah pihak keluarga.

Ia menyebut sang istri, yang hanya pulang di akhir pekan karena pekerjaan, lebih sering mengkritik daripada mendukung.

“Dia sering kesal saat aku tidak mengganti pakaian Jasmine,” ungkapnya.

“Tapi aku sudah terlalu kewalahan untuk mengatur semuanya.”

Perselisihan soal pengasuhan anak ini akhirnya berujung pada perceraian.

Pada 23 April 2025, Ayah Jasmine membagikan video di media sosial, mengungkap bahwa ia didiagnosis menderita depresi pascapersalinan.

Depresi pascapersalinan adalah gangguan suasana hati yang biasanya menyerang ibu baru, ditandai dengan kesedihan, kecemasan, dan gangguan tidur yang berkepanjangan.

Baca juga: Viral Pria di China Sebar Undangan Pernikahan dengan 2 Wanita, Sebut Bercanda saat Digeruduk Petugas

Meskipun umumnya dialami oleh wanita, pria juga bisa mengalaminya (dikenal sebagai paternal postnatal depression) yang gejalanya bisa berupa stres, mudah tersinggung, serta keluhan fisik seperti sakit kepala atau nyeri perut.

Dokter menyarankan agar baik ibu maupun ayah mencari dukungan emosional, terapi, dan pengobatan jika diperlukan.

Ayah Jasmine mengaku sempat merasa sedikit bahagia menjadi ayah penuh waktu.

Namun ia juga menggambarkan dirinya kewalahan oleh tekanan dari keluarga dan masyarakat, hingga merasa hidupnya “sia-sia.”

Kisahnya pun menjadi viral di media sosial.

Salah satu videonya telah ditonton hingga 4 juta kali.

Seorang pengguna media sosial berkomentar:

"Anda seorang ayah, bukan orang yang mengalami mual, operasi caesar, puting lecet, atau perubahan hormon. Apa yang membuat Anda depresi?"

Namun, ada juga yang lebih empatik:

"Orang sering lupa bahwa ayah juga baru pertama kali mengasuh anak. Ini pengalaman pertama bagi mereka, sama seperti ibu."

Komentar lain menyebut:

“Saya adalah ayah penuh waktu dari dua anak laki-laki. Saya bekerja sambil mengasuh, meski harus mengorbankan kehidupan sosial. Tapi saya bangga akan hal itu.”

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved