Konflik Rusia Vs Ukraina
Dikerjai, Pasukan Ukraina di Garis Depan Perang Dapat Ratusan Ribu Peluru Mortir 'Ampas'
Sebanyak 120 ribu peluru mortir Pasukan Ukraina dilaporkan tidak bisa meledak saat dilontarkan ke arah Pasukan Rusia di garis depan pertempuran.
Dikerjai Demi Cuan, Pasukan Ukraina di Garis Depan Perang Dapat Ratusan Ribu Peluru Mortir 'Ampas'
TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Ukraina dikerjai.
Amunisi perang yang mereka terima di garis depan pertempuran melawan Rusia banyak yang 'ampas' alias gagal berfungsi.
Hal itu terungkap saat Biro keamanan dalam negeri Ukraina mengatakan kalau mereka telah menahan empat orang atas sabotase ini.
Baca juga: Ukraina Gunakan Robot Darat untuk Selamatkan Tentara yang Terluka, Memasang Ranjau, dan Serang Rusia
Penahanan dilakukan setelah badan keamanan Ukraina tersebut menyelidiki pasokan 120.000 peluru mortir cacat yang diterima pasukan Kiev di garis depan medan perang.
Dinas Keamanan Ukraina, juga dikenal sebagai SBU, menulis di saluran Telegramnya kalau orang-orang yang ditangkap termasuk seorang pejabat militer, seorang pejabat kontrol kualitas, dan dua kepala bisnis manufaktur pertahanan.
"Pengumuman SBU itu muncul enam bulan setelah media Ukraina melaporkan keluhan dari beberapa unit garis depan bahwa peluru mortir 120 mm mereka tidak menembak atau gagal meledak," tulis laporan BI, dikutip Kamis (1/5/2025).

Sabotase dengan Motif Keuntungan
Dalam sebuah video yang viral pada November tahun lalu, seorang tentara Ukraina mengatakan hanya sekitar satu dari 10 peluru yang akan berhasil keluar dari peluncurnya dan meledak secara efektif.
Saat itu, wartawan Ukraina melaporkan bahwa hingga 100.000 peluru akan ditarik.
SBU mengatakan pihaknya menyelidiki sebuah pabrik industri pertahanan di wilayah Dnipropetrovsk, tempat kota utama Dnipro berada , dan menemukan bahwa keempat orang yang ditangkap telah berkonspirasi untuk "memasok peluru mortir yang rusak ke garis depan."
"Untuk produksi massal, para tersangka menggunakan bahan-bahan di bawah standar dan melakukan pengerjaan yang salah, yang mengakibatkan primer muatan utama rusak dan mengakibatkan kinerja seluruh muatan propelan tidak stabil," kata pernyataan SBU.
Badan keamanan Ukraina tersebut tidak menyebutkan nama orang-orang yang ditangkap, tetapi menuduh keempatnya berkonspirasi untuk "mengurangi biaya produksi guna meningkatkan keuntungan mereka."
SBU mengatakan pejabat militer dan pengawas mutu terduga pelaku sabotase tersebut "sengaja mengabaikan" amunisi yang cacat dan memalsukan catatan untuk menutupi skema tersebut.

"Akibatnya, 120.000 peluru yang tidak dapat digunakan mencapai garis depan," tambahnya. Jika terbukti bersalah, keempat tahanan tersebut terancam hukuman penjara hingga 15 tahun, kata SBU.
Amunisi artileri menjadi kunci utama pertahanan Ukraina karena perang telah berlarut-larut menjadi pertempuran yang menguras banyak korban.
Konflik Rusia Vs Ukraina
Putin Berseragam Militer, Pantau Latihan Gabungan Rusia-Belarusia |
---|
Update Kasus Ledakan Pipa Gas Nord Stream 2022, Italia Ekstradisi Seorang Warga Ukraina ke Jerman |
---|
Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.302: AS Setujui Paket Bantuan Senjata Pertama Era Trump untuk Ukraina |
---|
Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-1.301: Pussy Riot Dihukum Penjara In Absentia |
---|
Pamer Kekuatan: Rusia–Belarus Gelar Latihan Perang, Kerahkan Rudal Nuklir, Jet Bomber, hingga Tank |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.