Senin, 29 September 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Citra Satelit Terbaru Tunjukkan Kerusakan Depot Amunisi Terbesar Rusia Akibat Serangan Drone Ukraina

Salah satu depot amunisi terbesar di Rusia meledak awal minggu ini, citra satelit yang diambil pada hari Kamis menunjukkan kerusakan signifikan.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
Planet Labs/Business Insider
DEPOT AMUNISI RUSIA - Kolase tangkap layar dari BI, memperlihatkan citra satelit dari Planet Labs depot amunisi Rusia pada 20 April 2025 dan 24 April 2025. Salah satu depot amunisi terbesar di Rusia meledak awal minggu ini, citra satelit yang diambil pada hari Kamis menunjukkan kerusakan signifikan. 

Rusia memiliki sejarah kecelakaan serupa seperti yang terjadi di GRAU ke-51.

Empat orang tewas pada Juni 2022 di fasilitas ini, ketika amunisi meledak selama operasi pembongkaran.

Depot amunisi Rusia lainnya juga mengalami dua ledakan besar pada tahun 2019.

Di tengah perang yang masih berlangsung, depot-depot amunisi Rusia menjadi target bernilai tinggi bagi Ukraina.

Militer Ukraina kerap menggunakan rudal dan drone produksi dalam negeri untuk melancarkan serangan terhadap fasilitas militer dan infrastruktur energi Rusia.

Perkiraan Kerugian Rusia

Meskipun belum ada laporan resmi mengenai penyebab ledakan tersebut, hilangnya senjata yang disebutkan oleh Andriy Kovalenko bisa menjadi pukulan signifikan bagi Kremlin.

Mengutip Conflict Watcher, sistem-sistem senjata seperti rudal Iskander, Tochka-U, Kinzhal, serta amunisi untuk sistem pertahanan udara Pantsir-S1, S-300, dan S-400, serta peluncur roket Grad, Smerch, dan Uragan, merupakan komponen vital dalam operasi militer Rusia melawan Ukraina.

Elemen-elemen ini secara konsisten digunakan Rusia untuk melancarkan serangan presisi, menebar teror di antara penduduk sipil, dan melemahkan infrastruktur militer maupun sipil Ukraina.

Sebagai contoh, sistem Iskander adalah kompleks rudal balistik jarak pendek modern dan bergerak, yang mampu membawa hulu ledak konvensional maupun nuklir.

Rusia menggunakan sistem ini untuk serangan strategis, menghancurkan target penting dengan presisi tinggi, sering kali dari wilayahnya sendiri.

Sementara itu, Tochka-U yang meski lebih tua, masih digunakan.

Baca juga: Putin Kirim Pesawat Darurat Rusia ke Iran Pascaledakan di Shahid Rajaee

Sistem rudal taktis ini memiliki akurasi lebih rendah, namun daya ledaknya tinggi, dan digunakan dalam serangan yang membutuhkan peluncuran rudal secara massal.

Rudal Kinzhal, yang relatif jarang digunakan, tetap dianggap sebagai mahakarya teknologi Rusia, meskipun efektivitas operasionalnya terkadang dipertanyakan.

Amunisi untuk sistem pertahanan udara seperti Pantsir-S1, S-300, dan S-400 sangat penting, terutama di tengah meningkatnya serangan pesawat nirawak dan rudal terhadap target-target di Rusia dan wilayah Ukraina yang diduduki.

Sementara itu, Grad, Smerch, dan Uragan adalah peluncur roket yang digunakan untuk menembaki posisi Ukraina di garis depan.

Ketiga sistem ini memiliki daya tembak besar, dan permintaan amunisinya tetap tinggi dalam pertempuran parit yang berkepanjangan.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan