Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Bantu Rusia, Tentara Korut Punya Sumbangsih Besar dalam Merebut Kursk dari Ukraina

Pasukan Korea Utara (Korut) membantu tentara Rusia merebut kembali wilayah Kursk dari tangan pasukan Ukraina.

AFP/STR
TENTARA KOREA (ARSIP) Gambar yang diambil pada tanggal 17 Oktober 2024 dan dirilis dari Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi Korea Utara melalui KNS pada tanggal 18 Oktober 2024 menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (tengah) mengunjungi komando Korps Ke-2 Tentara Rakyat Korea di lokasi yang dirahasiakan di Korea Utara. 

TRIBUNNEWS.COM – Pasukan Korea Utara (Korut) membantu tentara Rusia merebut kembali wilayah Kursk dari tangan pasukan Ukraina.

Alexy Leonkov, seorang pakar militer Rusia, mengatakan pasukan Korut punya sumbangsih besar dalam pertempuran di Kursk.

Dia menyebut pasukan darat dan pasukan khusus Korut bertindak lewat koordinasi oleh komando Rusia.

Pasukan Korut berhasil mengatasi para militan Ukraina dan tentara asing yang bertempur di sisi Ukraina.

“Dengan bertempur di area Kursk, tentara Korut mendapat pengalaman tempur yang tak ternilai, yang nantinya berkontribusi terhadap kemampuan pertahanan tentara Korut,” kata dia dikutip dari Sputnik.

Pengerahan pasukan Korut ke Rusia itu sejalan dengan Pakta Kerja Sama Strategis Komprehensif Rusia-Korut.­ Korut menganggap pakta itu sebagai aliansi militer.

Dalam pakta itu ditetapkan bahwa jika ada ancaman dari negara asing terhadap Korut, Rusia akan membantu Korut dengan kekuatan militernya, termasuk dengan senjata nuklir.

Leonkov menyebut pakta itu membatasi AS yang berupaya memperluas pengaruhnya di Asia-Pasifik.

“Tentara Korut menambah lagi kekalahan tentara proksi Ukraina yang digunakan Barat untuk melawan Rusia,” kata Leonkov.

Putin memuji

Saat ini pasukan Ukraina sudah dipukul mundur sepenuhnya dari Kursk. Presiden Rusia Vladimir Putin memuji bantuan dari pasukan Korut.

Baca juga: Korea Utara Akui Bantu Rusia Bebaskan Kursk dari Pasukan Ukraina

“Kawan Korea itu bertindak berdasarkan rasa solidaritas, keadilan, dan perkawanan sejati,” ujar Putin pada hari Senin, (28/4/2025), dikutip dari CNN.

“Kita memberikan penghormatan kepada herosime, level tinggi pelatihan khusus dan pengombanan tentara Korea yang bahu-membahu dengan tentara Rusia untuk mempertahankan tanah air kita seperti tanah air mereka.

Pejabat Ukraina dan intelijen Barat sebelumnya memperkirakan ada sekitar 12.000 tentara Korut yang dikirim ke Rusia.

Pada bulan Maret militer Korea Selatan (Korsel) mengatakan ada 3.000 tentara Korut yang telah dikirim. Korut juga mengirim rudal balistik jarak dekat dan ratusan howitzer serta peluncur roket.

Korut mengaku kirim pasukan

Korut akhirnya mengonfirmasi telah mengirimkan pasukan untuk membantu Rusia melawan Ukraina.

Berdasarkan laporan kantor berita KCNA, militer Korut mengklaim tentaranya membantu pasukan Rusia untuk membebaskan Kursk sepenuh dari tentara Ukraina.

Klaim itu muncul beberapa hari setelah Kepala Staf Rusia Valery Gerasimov memuji “kepahlawanan” pasukan Korut.

KCNA menyebut keputusan pengerahan pasukan Korut itu sudah sesuai dengan perjanjian pertahanan bersama antara Rusia dan Korut.

“Mereka yang bertempur demi keadilan adalah pahlawan dan mewakili kehormatan tanah air,” kata Pemimpin Tertinggi Korut Kim Jong Un.

Menurut KCNA, Korut akan kembali membantu pasukan Rusia. Namun, kantor berita itu tidak meyebutkan apa yang akan dilakukan tentara Korut setelah misi mereka di Kursk selesai.

Baca juga: Tak Lagi Berkelit, Korut Akui Kirim Pasukan Bantu Rusia Lawan Ukraina, Kim Jong Un: Mereka Pahlawan

Di sisi lain, Amerika Serikat (AS) mengatakan Korut kini harus bertanggung jawab karena telah memperpanjang perang.

Dikutip dari BBC, para pakar militer mengatakan pasukan Korut yang dikirim ke Rusia berasal dari satuan elite yang disebut “Korps Penyerbu”. Menurut pakar, tentara itu tidak siap menghadapi kenyataan perang modern.

Meski demikian, komandan Ukraina yang bernama Jenderal Oleksandr Syrskyi sudah memperingatkan bahwa tentara Korut menjadi masalah besar bagi tentara Ukraina di garis depan.

“Mereka banyak. Ada tambahan 11.000 hingga 12.000 tentara yang sangat termotivasi dan sangat siap yang menjalankan aksi serangan. Mereka beroperasi dengan taktik Soviet,” kata Syrskyi.

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved