Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Zelensky Ingin Dukungan 'Ala Israel' dari AS untuk Ukraina, Berharap Dapat Jaminan Keamanan

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ingin dukungan 'ala Israel' dari AS untuk Ukraina. Ia berharap Ukraina mendapat jaminan keamanan dan politik AS.

Foto oleh Haim Zach, GPO
ZELENSKY DAN NETANYAHU - Foto ini diambil dari kantor Perdana Menteri Israel, Sabtu (26/4/2025), memperlihatkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (kiri) dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kanan) di Yerusalem pada 24 Januari 2020. Pada 25 April 2025, Zelensky mengatakan ia berharap Ukraina mendapat dukungan kuat dari AS seperti apa yang AS berikan kepada Israel. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berharap Amerika Serikat (AS) dapat menyediakan bantuan keamanan jangka panjang kepada Ukraina seperti apa yang AS berikan kepada Israel.

Zelensky menegaskan setiap pengaturan perdamaian di masa depan dengan Rusia harus didukung oleh dukungan militer, keuangan, dan politik yang berkelanjutan dari AS.

“Diskusi di London difokuskan pada jaminan keamanan dari Amerika Serikat. Kami berharap jaminan tersebut setidaknya sama kuatnya dengan jaminan yang diberikan kepada Israel," kata Zelensky pada hari Jumat (25/4/2025).

"Selain itu, kami mengantisipasi dukungan dari mitra Eropa kami dan secara aktif mengembangkan infrastruktur yang diperlukan untuk jaminan ini,” imbuhnya, seperti diberitakan Russia Today.

Seruan ini disampaikan setelah negara-negara pendukung Ukraina di Eropa dilaporkan menolak beberapa poin penting dari rencana perdamaian Rusia-Ukraina yang diusulkan oleh Trump.

Sebelumnya, perwakilan AS menyampaikan rancangan tersebut selama pembicaraan dengan Ukraina dan negara-negara Eropa di Paris pada minggu lalu.

Pada pertemuan lanjutan di London pada hari Rabu (23/4/2025), perwakilan Ukraina dan pendukungnya di NATO dikabarkan menolak rencana tersebut dengan mengajukan usulan lain.

Sementara itu, AS sebelumnya mengancam akan mundur dari upayanya untuk menengahi perundingan Rusia dan Ukraina jika kedua pihak tidak menunjukkan keinginan untuk mengakhiri perang.

Zelensky: Ukraina Tak Punya Cukup Senjata

Dalam pernyataan terpisah dengan Interfax Ukraina, Zelensky menyatakan Ukraina tidak memiliki senjata yang cukup untuk merebut kembali Krimea yang diduduki Rusia sejak tahun 2014.

"Benar apa yang dikatakan Presiden Trump. Saya setuju dengannya bahwa saat ini kita tidak memiliki cukup senjata. Senjata khususnya, bukan manusia. Karena manusia kita lebih penting, hal yang paling penting. Namun tidak benar jika dikatakan kita tidak memiliki tentara," kata Zelensky.

Baca juga: Ukraina Ogah Serahkan Krimea ke Rusia, Trump Murka ke Zelensky: Rugikan Negosiasi Damai

Ia juga mengomentari pernyataan Trump bahwa Krimea harus tetap menjadi milik RUsia.

"Posisi kami tetap tidak berubah: hanya rakyat Ukraina yang berhak memutuskan wilayah mana yang menjadi wilayah Ukraina," kata Zelensky.

"Konstitusi Ukraina memutuskan, semua wilayah yang diduduki sementara – semuanya diduduki sementara, semuanya milik Ukraina, milik rakyat Ukraina. Ukraina tidak akan mengakui secara hukum wilayah mana pun yang diduduki sementara," tegasnya.

Presiden Ukraina kemudian menekankan dunia memiliki berbagai alat untuk menekan Rusia guna mengangkat isu teritorial, seperti sanksi, tekanan ekonomi dan diplomatik.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved