Konflik Iran Vs Israel
Netanyahu: Israel akan Hadapi Ancaman meski Sendirian, Iran Tak Boleh Punya Nuklir
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ancam Iran bahwa Israel siap untuk menghadapi bahaya apa pun dari Iran meski mereka sendirian.
TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Iran menimbulkan ancaman eksistensial bagi Israel dan bahaya bagi masa depan seluruh umat manusia.
Netanyahu menekankan tekad pemerintahnya untuk terus menghadapi apa yang ia gambarkan sebagai bahaya Iran, bahkan jika Israel dipaksa untuk bertindak sendiri.
"Jika kami harus berdiri sendiri, kami akan melakukannya, tetapi kami tidak akan mundur dari misi kemenangan," kata Netanyahu, Rabu (23/4/2025).
Menurutnya, ancaman Iran tidak terbatas pada Israel saja, tetapi meluas hingga mengancam seluruh komunitas internasional.
"Rezim Iran menimbulkan ancaman eksistensial tidak hanya bagi masa depan kita, tetapi juga bagi nasib seluruh umat manusia," kata Netanyahu.
Ia juga berjanji Israel akan memastikan Iran tidak memperoleh senjata nuklir yang dianggap dapat mengancam keberadaan Israel.
"Jika Israel gagal dalam kampanye ini, negara lain juga akan gagal, tetapi Israel tidak akan kalah dan tidak akan menyerah," imbuhnya, seperti diberitakan Al Arabiya.
Dalam pidato yang diadakan di Yad Vashem, Netanyahu juga mengecam Gerakan Perlawanan Islam (Hamas).
"Kami juga bertekad untuk melenyapkan Hamas," katanya.
Ia mengatakan Israel akan mengambil alih Rafah yang ia anggap sebagai simbol kemenangan.
"Kami akan memasuki Rafah karena ini merupakan prasyarat keberhasilan perang," kata Netanyahu, seperti diberitakan Al Masry.
Baca juga: Netanyahu dan Trump Bicara via Telepon Jelang Perundingan Nuklir Iran-AS, Sepakat dalam Semua Isu
Netanyahu juga mengatakan ia tidak akan membiarkan berdirinya kekhalifahan Islam di perbatasan utara, selatan atau di Tepi Barat.
Sebelumnya, Israel menuduh Iran memberikan dukungan kepada kelompok perlawanan di sejumlah negara di kawasan itu untuk menargetkan Israel.
Sementara itu sejak Oktober 2023, serangan Israel di Jalur Gaza membunuh lebih dari 51.305 warga Palestina dan melukai lebih dari 117.096 lainnya, menurut laporan Kementerian Kesehatan Gaza, seperti diberitakan Anadolu Agency.
Israel dan Hamas sebelumnya mulai mengimplementasikan perjanjian gencatan senjata pada 19 Januari 2025.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.