Konflik Palestina Vs Israel
Tak Hadiri Rapat, Petinggi Houthi Disebut Takut Lokasi Persembunyiannya Bocor dan Diserang AS
Para pemimpin Houthi dilaporkan takut bahwa kebocoran informasi bakal membuat lokasi persembunyian mereka terungkap.
Dalam serangan tanggal 15 Maret lalu, AS sudah menggunakan rudal jarak jauh JASSM, JSOW, dan rudal Tomahawk.
Di samping itu, AS mengerahkan pesawat pengebom siluman B-2 dan satuan tempur kapal induk lainnya untuk memerangi Houthi.
Namun, tiga narasumber yang didapatkan CNN menyebut serangan-serangan AS masih berdampak kecil terhadap Houthi.
Salah satu narasumber berujar Kementerian Pertahanan (Kemenhan AS) barangkali akan meminta tambahan pendanaan dari Kongres AS untuk meneruskan operasi militer melawan Houthi. Namun, diperkirakan tambahan itu tidak akan diberikan.
Wakil Presiden AS J.D. Vance minggu lalu juga menyebut operasi militer itu sebagai suatu "kesalahan".
Para pejabat Staf Gabungan, Komando Pusat, Komando Indo Pasifik, dan Kementerian Luar Negeri tempo hari mengklaim serangan AS telah menewaskan beberapa pemimpin Houthi dan sejumlah fasilitas militernya.
Baca juga: Bersandal Jepit, Ini Rahasia Milisi Houthi Bisa Panen Drone Canggih MQ-9 Reaper AS di Yaman
Akan tetapi, mereka mengakui, Houthi masih bisa memperkuat bunker pertahanannya dan menjaga gudang senjata di bawah tanah.
Seorang pejabat keamanan mengatakan susah untuk mengetahui dengan pasti berapa senjata yang masih dimiliki Houthi.
"Mereka sudah menghancurkan sejumlah fasilitas, tetapi belum berdampak pada kemampuan Houthi untuk terus menyerang kapal di Laut Merah atau menembak jatuh drone AS," kata salah satu narasumber yang mengetahui operasi itu.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.