Konflik Palestina Vs Israel
Tak Hadiri Rapat, Petinggi Houthi Disebut Takut Lokasi Persembunyiannya Bocor dan Diserang AS
Para pemimpin Houthi dilaporkan takut bahwa kebocoran informasi bakal membuat lokasi persembunyian mereka terungkap.
TRIBUNNEWS.COM – Para pemimpin kelompok Houthi atau Ansarallah di Yaman dilaporkan takut bahwa kebocoran informasi bakal membuat lokasi persembunyian mereka terungkap.
Media Arab Saudi Asharq Al-Awsat mengatakan para pejabat senior Houthi tidak menghadiri rapat dewan keamanan Houthi lantaran Amerika Serikat (AS) masih menyerang target militer dan pusat komando di Yaman.
Narasumber yang didapatkan media itu menyebut pejabat Houthi berupaya mencegah para rekannya ikut serta dalam pertemuan karena kurangnya kepercayaan.
Mereka takut lokasi persembunyian mereka bisa bocor sehingga AS dan sekutunya bisa menargetkan mereka.
i24 News menyebut Senin lalu dewan Houthi dilaporkan menggelar rapat di tempat rahasia guna mengatrol moral Houthi dan menunjukkan keteguhan mereka dalam menghadapi serangan AS.
Sementara itu, surat kabar Yaman bernama Al-Mashhad mengatakan Houthi sudah mengungkapkan ketakutannya akan “operasi darat” yang disokong AS. Houthi juga sedang mengirim permintaan mendesak kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
Menteri Luar Negeri Houthi sudah bertemu dengan utusan PBB di Yaman. Dia mengklaim serangan AS adalah persiapan untuk serangan darat yang bisa mendestabilisasi negara itu sepenuhnya.

Serangan AS menewaskan 12 orang
Serangan udara AS di Yaman pada Senin malam dilaporkan menewaskan 12 orang dan melukai 30 orang.
Menurut media Al-Masirah yang terafiliasi Houthi, AS menyerang Provinsi Sanaa, Marib, Hodeidah, Saada, Amran, dan Al Mahwait. Sementara itu, Al-Hadath melaporkan ada 41 serangan di enam provinsi itu.
Di sisi lain, dikutip dari Yedioth Ahronoth, juru bicara Houthi Brigjen Yahya Saree mengatakan pihaknya berada di balik serangan dua drone ke Israel baru-baru ini.
Baca juga: AS Gempur Sanaa, Serangan Balasan Houthi Ancam Jalur Perdagangan Dunia
Drone pertama adalah drone Yafa yang menyasar target penting di Ashkelon. Adapun drone kedua adalah Samad-1 dan menghantam target militer di Kota Eilat.
Saree juga mengklaim Houthi menyerang kapal induk AS Harry S. Truman di Laut Merah dan kapal induk Carl Vinson di Laut Arab.
Houthi mulai menyerang Israel setelah perang di Jalur Gaza meletus. Menurut mereka, serangan itu adalah bentuk dukungan kepada warga Gaza.
AS belum bisa melemahkan Houthi
AS dilaporkan masih gagal melemahkan Houthi meski sudah menggelontorkan dana hampir $1 miliar atau Rp16,7 triliun dalam tiga minggu.
Serangan-serangan AS hanya berdampak kecil terhadap kemampuan kelompok yang dibekingi oleh Iran itu.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.