Paus Fransiskus Wafat
Sebelum Wafat, Paus Fransiskus Ternyata Telepon Gereja Gaza Setiap Hari selama Lebih dari Setahun
Paus Fransiskus berbicara berkali-kali tentang konflik di Gaza dan terus berhubungan dengan sekelompok orang Kristen Palestina di Jalur Gaza.
TRIBUNNEWS.COM - Paus Fransiskus meninggal dunia pada Senin (21/4/2025) dalam usia 88 tahun.
Pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia sekaligus Kepala Negara Vatikan itu meninggal karena stroke yang membuatnya koma dan menyebabkan gagal jantung.
Sebelum meninggal, Paus Fransiskus berbicara berkali-kali tentang konflik di Gaza dan terus berhubungan dengan sekelompok orang Kristen Palestina di Jalur Gaza.
Hal ini sebagaimana diungkapkan Pastor Gabriel Romanelli, seorang pendeta di Gereja Keluarga Kudus ritus Latin di Gaza.
Ia mengatakan kepada BBC Newshour bahwa Paus Fransiskus menelepon mereka setiap hari selama lebih dari satu setengah tahun untuk memeriksa keselamatan mereka - dan bahkan mempelajari beberapa frasa bahasa Arab.
"Ia (Paus Fransiskus) memanggil kami dan memberikan berkat. Ia mengucapkan terima kasih atas doa-doa kami untuknya."
"Tidak mudah untuk tinggal di sini," kata Romanelli, Selasa (22/4/2025), dilansir BBC.
"Jadi sebagai seorang pendeta di sini, merasakan kedekatan dengan Paus sendiri bagi kami merupakan tanda yang sangat jelas dan sangat kuat akan belas kasihan Tuhan dan dorongan untuk melayani Tuhan di Gereja-Nya," ungkapnya.
Paus Fransiskus Serukan Perdamaian di Gaza
Dalam pidatonya pada Minggu Paskah di Lapangan Santo Petrus di Kota Vatikan, Paus Fransiskus memilih untuk mengungkapkan "kedekatannya dengan penderitaan umat Kristen di Palestina dan Israel, dan dengan seluruh rakyat Israel dan Palestina".
Ia melanjutkan dengan menyatakan bahwa ia “memikirkan masyarakat Gaza, dan khususnya komunitas Kristen di sana, di mana konflik yang mengerikan terus menyebabkan kematian dan kehancuran serta menciptakan situasi kemanusiaan yang dramatis dan menyedihkan."
Baca juga: Presiden FIFA Gianni Infantino Turut Berduka atas Wafatnya Paus Fransiskus, Begini Katanya
Dikutip dari Al Jazeera, tentu saja pidato itu merujuk pada genosida yang sedang dilakukan Israel di Jalur Gaza, yang secara resmi telah menewaskan lebih dari 51.200 warga Palestina sejak Oktober 2023.
Paus Fransiskus mengakhiri pemikirannya mengenai “konflik mengerikan” ini dengan “seruan kepada pihak-pihak yang bertikai: serukan gencatan senjata, bebaskan para sandera, dan bantulah orang-orang yang kelaparan yang mendambakan masa depan yang damai!”
Paus Fransiskus memilih untuk menggunakan bahasa yang tidak mencerminkan kengerian yang sedang terjadi di Gaza.
Meskipun ia tidak menunjukkan secara pasti siapa yang harus disalahkan atas fakta bahwa kini ada "orang-orang yang kelaparan" yang membutuhkan bantuan - ini tentu saja merujuk pada keputusan Israel pada awal Maret untuk menghentikan semua pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza -sebuah tindakan yang merupakan bentuk kelaparan paksa dan kejahatan perang.
Sementara itu, di Jalur Gaza, umat Kristen berkumpul dalam ketakutan pada Minggu Paskah di Gereja Santo Porphyrius di Kota Gaza, yang dibom pada Oktober 2023 tak lama setelah dimulainya genosida.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.