Rabu, 1 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Putin Isyaratkan Kesiapan untuk Pembicaraan Langsung dengan Ukraina

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba-tiba menyatakan keterbukaannya terhadap kemungkinan pembicaraan langsung dengan Ukraina .

Kremlin/Sofya Sandurskaya, TASS
PUTIN - Foto diambil dari Kremlin, Jumat (18/4/2025) yang menunjukkan Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu mantan sandera Israel-Rusia, Alexander Troufanov, ibunya Yelena Troufanova, dan tunangannya Sapir Cohen di Kremlin, Moskow, pada Rabu (16/4/2025). Presiden Rusia Vladimir Putin tiba-tiba menyatakan keterbukaannya terhadap kemungkinan pembicaraan langsung dengan Ukraina . 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin tiba-tiba menyatakan keterbukaannya terhadap kemungkinan pembicaraan langsung dengan Ukraina di tengah meningkatnya tekanan internasional untuk menyetujui gencatan senjata.

Dalam wawancara dengan televisi pemerintah Rusia pada Senin (21/4/2025), Putin menyampaikan bahwa ia memiliki 'sikap positif terhadap inisiatif perdamaian apa pun'.

Tidak hanya itu, Putin juga berharap pihak Ukraina akan menunjukkan sikap serupa.

"Kami selalu membicarakan hal ini, bahwa kami memiliki sikap positif terhadap inisiatif perdamaian apa pun. Kami berharap perwakilan rezim Kyiv akan merasakan hal yang sama," ujarnya kepada jurnalis Pavel Zarubin, dikutip dari USA Today.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov menegaskan, komentar Putin menandakan kesiapan untuk membuka kembali jalur dialog langsung. 

Ia menjelaskan, Presiden Rusia merujuk pada kemungkinan membahas isu-isu sensitif seperti serangan terhadap sasaran sipil secara langsung dengan pihak Ukraina.

"Ketika presiden mengatakan bahwa ada kemungkinan untuk membahas masalah tidak menyerang sasaran sipil, termasuk secara bilateral, presiden mengacu pada negosiasi dan diskusi dengan pihak Ukraina," ujar Peskov, dikutip dari Al Jazeera.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy belum merespons langsung pernyataan Putin.

Namun, dalam pidatonya pada malam hari, ia mengisyaratkan kesiapan untuk membahas gencatan senjata yang akan menghentikan serangan terhadap warga sipil.

Zelensky sebelumnya telah mengusulkan kelanjutan dari gencatan senjata Paskah yang berlaku selama 30 jam.

Meskipun pelaksanaannya menuai saling tuding pelanggaran antara kedua pihak.

Ia mendorong perpanjangan masa tanpa serangan yang mencakup penggunaan drone dan rudal terhadap infrastruktur sipil setidaknya selama satu bulan.

Baca juga: Rusia Serang Target Sipil, Putin Tuduh Ukraina Jadikan Lokasi Itu Tameng Militer

Putin menyambut usulan tersebut dengan hati-hati.

Ia menyatakan bahwa Rusia akan menganalisis segalanya dan mengambil keputusan yang sesuai.

Namun Putin mempertanyakan efektivitasnya, dengan menuduh Ukraina menggunakan fasilitas sipil untuk kegiatan militer.

Zelensky menanggapi dengan menegaskan bahwa Ukraina tetap pada tawaran awal.

"Ukraina tetap pada usulannya untuk tidak menyerang setidaknya target sipil. Dan kami mengharapkan tanggapan yang jelas dari Moskow," katanya.

"Kami siap untuk berdiskusi tentang cara mencapainya," tambahnya.

Sebagai informasi,  Moskow dan Kyiv belum melakukan pembicaraan bilateral sejak dimulainya invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022. 

Namun, belakangan ini Amerika Serikat meningkatkan tekanan terhadap kedua belah pihak untuk menyepakati gencatan senjata yang lebih permanen.

Trump memperingatkan bahwa AS dapat menghentikan upayanya sebagai mediator kecuali kemajuan signifikan dicapai. 

Meski demikian, ia tetap menyampaikan harapan bahwa kesepakatan dapat dicapai dalam waktu dekat, bahkan mungkin dalam minggu ini.

Sebagai tindak lanjut, para negosiator dari AS, Ukraina, Inggris, dan Prancis dijadwalkan bertemu di London pada Rabu (23/4/2025) untuk melanjutkan pembahasan gencatan senjata.

Pertemuan ini melanjutkan pembbicaraan  awal di Paris minggu lalu.

(Tribunnews.com/Farrah)

Artikel Lain Terkait Konflik Rusia vs Ukraina

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved