Kisah para remaja perempuan Afganistan yang jadi penenun karpet akibat dilarang bersekolah oleh Taliban
Sekitar 1,5 juta warga Afganistan bekerja sebagai penenun karpet, 90% di antaranya adalah perempuan. Para remaja perempuan masuk ke…
BBC Indonesia
Kisah para remaja perempuan Afganistan yang jadi penenun karpet akibat dilarang bersekolah oleh Taliban
Terlepas dari tantangan yang ada, semangat para perempuan muda ini tetap tidak pernah padam.
Saleha, dengan penuh tekad dan harapan, bercerita bahwa ia telah mendedikasikan waktu selama tiga tahun untuk belajar bahasa Inggris.
"Meskipun sekolah dan universitas ditutup, kami menolak untuk menghentikan pendidikan kami," katanya.
Suatu hari nanti, ia menambahkan, ia berencana untuk menjadi seorang dokter terkemuka - dan membangun rumah sakit terbaik di Afghanistan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.