Kisah para remaja perempuan Afganistan yang jadi penenun karpet akibat dilarang bersekolah oleh Taliban
Sekitar 1,5 juta warga Afganistan bekerja sebagai penenun karpet, 90% di antaranya adalah perempuan. Para remaja perempuan masuk ke…
Sebelum Taliban berkuasa, baik Shakila dan dua saudarinya adalah siswa di Sekolah Menengah Sayed al-Shuhada.
Kehidupan mereka berubah setelah pengeboman mematikan terjadi di sekolah itu pada tahun 2021. Peristiwa itu menewaskan 90 orang, sebagian besar adalah pelajar putri.
Pengeboman itu juga melukai setidaknya 300 orang.
Khawatir tragedi serupa bakal terjadi, ayah Shakila mengambil keputusan yang menyakitkan: meminta anak-anak perempuannya berhenti bersekolah.
Saudara perempuan Shakila, Samira (18 tahun), yang pernah memupuk cita-cita menjadi seorang jurnalis, terpaksa membuang angannya. Sementara Mariam (13) terpaksa berhenti bersekolah bahkan sebelum ia tahu apa cita-citanya.
Samira, yang berada di sekolah saat serangan bom itu terjadi, mengalami trauma. Ia berbicara dengan gagap dan kesulitan mengekspresikan diri.
Samira berkata akan melakukan apa saja untuk bisa kembali melanjutkan pendidikan formal.
"Saya sangat ingin menyelesaikan sekolah saya," ujarnya.
"Setelah Taliban berkuasa, situasi keamanan telah membaik dan bom bunuh diri telah berkurang.
"Tapi sekolah-sekolah masih ditutup. Itulah mengapa kami harus bekerja," kata Samira.
Pemerintahan sebelumnya menuduh Taliban terlibat dalam serangan tersebut. Namun Taliban membantahnya.
Shakila, Samira, dan Mariam percaya bahwa penguasa saat ini adalah "musuh pendidikan anak perempuan".
Taliban telah berulang kali menyatakan bahwa anak-anak perempuan akan diizinkan kembali ke sekolah. Namun hak itu akan kembali ke mereka setelah setelah Taliban "merampungkan sejumlah kebijakan", termasuk penyelarasan kurikulum dengan nilai-nilai Islam.
Akan tetapi sejauh ini, tidak ada langkah konkret yang diambil untuk mewujudkannya.
"Kami para gadis tidak lagi memiliki kesempatan untuk belajar"
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.