Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Trump Salahkan Putin atas Agresi Rusia, Umumkan Proposal Baru untuk Akhiri Perang

Dalam konferensi pers bersama Presiden El Salvador Nayib Bukele, Trump menyatakan Putin adalah pihak yang harus disalahkan atas agresi Rusia.

Tangkapan Layar YouTube The White House
ZELENSKY DIUSIR - Tangkapan layar YouTube The White House menunjukkan momen di mana Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden AS Donald Trump terlibat adu mulut di Ruang Oval Gedung Putih, Jumat (28/2/2025). Trump baru-baru ini menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai pihak yang memulai perang Rusia melawan Ukraina. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden AS Donald Trump baru-baru ini menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai pihak yang memulai perang Rusia melawan Ukraina.

Dalam konferensi pers bersama Presiden El Salvador Nayib Bukele, Trump menyatakan Putin adalah pihak yang pertama kali harus disalahkan atas agresi ini.

Namun, Trump tidak menarik pernyataannya sebelumnya yang menyebutkan bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan mantan Presiden AS Joe Biden juga memiliki peran dalam memicu perang tersebut.

"Satu-satunya hal yang bisa saya lakukan adalah mencoba menghentikan perang ini. Itu yang ingin saya capai," ungkap Trump.

"Saya ingin menghentikan pembunuhan, dan saya pikir kami telah melakukan pekerjaan itu dengan baik," kata Trump.

Trump juga mengungkapkan ia memiliki "proposal bagus" yang akan segera diajukan untuk mengakhiri perang antara Rusia dan Ukraina.

Selain itu, Trump mengkritik rencana Presiden Zelensky yang ingin membeli 10 sistem pertahanan udara Patriot dari Amerika Serikat seharga $15 miliar

 "Zelensky selalu ingin membeli rudal. Ketika Anda memulai perang, Anda harus tahu bahwa Anda bisa memenangkannya," ucapnya.

"Anda tidak bisa memulai perang melawan pihak yang jumlahnya 20 kali lebih besar dari Anda, lalu mengharapkan bantuan senjata," ungkap Trump.

Sebelumnya, Trump juga menyatakan bahwa perang antara Rusia dan Ukraina harus segera dihentikan.

Perkembangan Negosiasi di Arab Saudi

Baca juga: Zelensky Iri karena AS Jual Sistem Patriot ke Israel, Sebut Ukraina Akan Beli 10 jika Diizinkan

Pada 23 Maret, delegasi Ukraina dan Amerika Serikat mengadakan pertemuan di Riyadh, Arab Saudi, yang berfokus pada keamanan fasilitas energi dan infrastruktur.

Menteri Pertahanan Ukraina, Rustem Umerov, menyebutkan bahwa pertemuan tersebut produktif dan terfokus.

Selanjutnya, pada 24 Maret, negosiasi juga berlangsung antara delegasi Rusia dan AS di Arab Saudi.

Pertemuan tersebut dilangsungkan di balik pintu tertutup di Hotel Ritz-Carlton.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengungkapkan bahwa delegasi Rusia dan AS membahas masalah "inisiatif gandum" untuk memastikan keselamatan pengiriman.

Pendukung Ukraina Desak Trump Bersikap Lebih Tegas terhadap Putin

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved