Konflik Palestina Vs Israel
Israel Bombardir Rumah Sakit Terakhir yang Berfungsi di Gaza, Saksi Mata: Ledakannya Sangat Dahsyat
Pasien, keluarga, dan petugas medis menemukan diri mereka terdampar di jalan setelah serangan Israel di rumah sakit Al-Ahli.
TRIBUNNEWS.COM - Serangan udara Israel telah menghancurkan sebagian Rumah Sakit Al Ahli Arab, rumah sakit terakhir yang berfungsi penuh di Kota Gaza.
Para saksi mata mengatakan serangan itu menghancurkan departemen perawatan intensif dan bedah rumah sakit.
Video yang diunggah di internet memperlihatkan kobaran api besar dan asap mengepul setelah rudal menghantam gedung berlantai dua.
Orang-orang, termasuk beberapa pasien yang masih terbaring di ranjang rumah sakit, terekam bergegas meninggalkan lokasi kejadian.
Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikelola Hamas mengatakan, bangunan Rumah Sakit Al Ahli Arab hancur total, yang menyebabkan pasien dan staf rumah sakit terpaksa mengungsi.
Seorang wartawan lokal yang bekerja di rumah sakit tersebut mengatakan, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah menelepon seorang dokter yang sedang bertugas di unit gawat darurat dan meminta mereka untuk segera mengevakuasi rumah sakit.
"Semua pasien dan orang terlantar harus keluar ke jarak yang aman," kata petugas tersebut, Minggu (13/4/2025), dikutip dari BBC.
"Anda hanya punya waktu 20 menit untuk pergi," lanjutnya.
Ledakannya Sangat Dahsyat
Pasien, keluarga, dan petugas medis menemukan diri mereka terdampar di jalan setelah serangan Israel di rumah sakit Al-Ahli.
Warga bernama Naela Imad (42) telah berlindung di rumah sakit, tetapi harus bergegas keluar kompleks.
Baca juga: Puan Minta Penjelasan Pemerintah Soal Rencana Evakuasi Warga Gaza: Mengevakuasi atau Merelokasi?
"Tepat saat kami sampai di gerbang rumah sakit, mereka mengebomnya. Ledakannya sangat dahsyat," katanya kepada AFP, Minggu.
"Sekarang, saya dan anak-anak saya berada di jalan. Rumah sakit adalah tempat perlindungan terakhir kami," paparnya.
Sementara itu, Hamas mengutuk apa yang disebutnya sebagai "kejahatan biadab" yang dilakukan oleh Israel.
Rumah Sakit Menjadi Sasaran
Dilansir Al Arabiya, rumah sakit yang dilindungi berdasarkan hukum humaniter internasional, telah berulang kali menjadi sasaran serangan Israel di Jalur Gaza sejak dimulainya perang pada 7 Oktober 2023.
Sebelumnya, Al-Ahli rusak parah akibat ledakan di tempat parkirnya pada 17 Oktober 2023 yang menyebabkan banyak korban jiwa.
Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy, mendesak Israel pada Minggu, untuk menghentikan "serangan mengerikan" terhadap rumah sakit.
Bulan lalu, pasukan Israel menembaki ambulans di Gaza, menewaskan 15 petugas medis dan penyelamat dalam serangan yang memicu kecaman internasional.
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan pada hari Minggu, seorang petugas medis yang hilang sejak serangan itu, Asaad al-Nsasrah, "ditahan oleh otoritas Israel".
Gencatan senjata sebagian besar telah menghentikan pertempuran di Gaza selama dua bulan sejak Januari 2025.
Namun, Israel memulai kembali serangan gencar pada pertengahan Maret 2025, dengan militan Palestina melanjutkan tembakan roket dari wilayah itu beberapa hari kemudian.
Baca juga: 250 Mantan Intel Mossad Ajukan Petisi, Desak Netanyahu Segera Akhiri Perang Gaza

Militer Israel mengatakan pada hari Minggu, mereka telah mencegat sebuah proyektil yang diluncurkan dari Gaza.
Kemudian, Israel mengatakan mereka juga telah mencegat sebuah rudal yang diluncurkan dari Yaman.
Kelompok Houthi di Yaman yang didukung Iran, yang mengatakan mereka bertindak sebagai bentuk solidaritas dengan warga Palestina di Gaza, mengatakan mereka telah menembakkan dua rudal balistik ke Israel, termasuk satu yang menargetkan bandara Ben Gurion.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan sebanyak 50.944 warga Palestina dipastikan tewas dan 116.156 lainnya terluka dalam perang Israel di Gaza.
Kantor Media Pemerintah memperbarui jumlah korban tewas menjadi lebih dari 61.700 orang, dengan mengatakan ribuan orang yang hilang di bawah reruntuhan diduga tewas.
Setidaknya 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023 dan lebih dari 200 orang ditawan.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.