Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Bunker Palsu: Strategi Cerdik Ukraina Hadapi Drone Rusia

Bunker palsu yang diciptakan oleh tentara Ukraina jadi kunci menghindari serangan Rusia.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: timtribunsolo
Euromaiden Press/Unmanned Systems Forces
DRONE UKRAINA - Foto yang diambil dari Euromaiden Press tanggal 11 Maret 2025 memperlihatkan drone Ukraina. Bunker palsu yang diciptakan oleh tentara Ukraina jadi kunci menghindari serangan Rusia. 

TRIBUNNEWS.COM - Dalam upaya melindungi diri dari serangan drone Rusia, tentara Ukraina telah mengembangkan teknik unik dengan menciptakan bunker palsu.

Bunker palsu ini dibuat dari cabang dan ranting pohon, yang berfungsi untuk mengelabui operator drone Rusia yang berupaya mencari dan menghancurkan posisi mereka.

Operator drone Ukraina merupakan target utama bagi militer Rusia.

Dimko Zhluktenko, seorang operator drone dari Pasukan Sistem Tak Berawak Ukraina, menjelaskan bahwa sudah menjadi prosedur standar bagi tentara untuk membuat beberapa posisi palsu.

"Kami membangun target palsu dengan memanfaatkan pepohonan dan merancangnya sedemikian rupa agar terlihat seperti markas sungguhan," jelas Zhluktenko kepada Business Insider.

Zhluktenko menambahkan bahwa untuk meyakinkan musuh, mereka meninggalkan jejak-jejak kehidupan manusia di sekitar bunker palsu, seperti sampah atau barang lain.

Keberadaan bunker ini membuat drone pengintai Rusia lebih tertarik untuk menyerang lokasi tersebut.

"Ketika bunker palsu mulai menarik perhatian musuh, itu justru menjadi alarm bagi pasukan Ukraina," ujarnya.

Bunker palsu yang berhasil menarik perhatian musuh menjadi sinyal bagi mereka untuk segera meninggalkan tempat tersebut.

Sementara itu, operator drone Ukraina sangat diburu oleh Rusia.

Mereka perlu menjaga kerahasiaan lokasi untuk menghindari serangan dari drone Rusia yang memfasilitasi penargetan artileri dan senjata lainnya.

Baca juga: Trump Ancam Rusia soal Ukraina: Bertindak atau Diam!, Lavrov Malah Beri Pujian

Meskipun demikian, para operator tidak bisa berada terlalu jauh dari garis depan, karena mereka harus cukup dekat untuk mengendalikan drone, terutama dalam kondisi gangguan perang elektronik yang sering terjadi.

Menurut salah satu operator, jarak terdekat dari garis depan bisa hanya sekitar 1,5 km, tergantung pada kondisi medan.

Dalam situasi yang penuh tantangan ini, para operator drone sering kali harus berlindung di bawah tanah.

Seorang veteran Amerika Serikat yang kini berjuang bersama Ukraina menyatakan, "Lingkungan perkotaan kami semuanya sudah menjadi puing-puing."

Garis depan yang cenderung statis dan intensitas konflik yang tinggi membuat posisi pertahanan menjadi sasaran artileri, drone, mortir, dan berbagai jenis senjata lainnya secara terus-menerus.

Zhluktenko juga menjelaskan bahwa operator drone sering memanfaatkan galian bawah tanah yang ditutup dengan dedaunan dan pohon untuk menyamarkan komputer dan perangkat pengendali drone.

Antena dan alat peluncur drone juga disamarkan agar terlihat seperti bagian dari alam.

Dalam perang di Ukraina, baik Rusia maupun Ukraina menggunakan berbagai teknik kamuflase, termasuk senjata dari kardus, tank tiup, parit, dan jebakan palsu yang berisi bahan peledak.

Strategi semacam ini menjadi kunci dalam melindungi pasukan dan peralatan militer di tengah intensitas serangan musuh.

Meskipun operator drone berusaha tetap berada di dalam bunker, terkadang mereka harus mengambil risiko untuk keluar dan menempatkan drone di tanah sebelum lepas landas.

"Jika seorang operator terlihat, biasanya drone Rusia langsung terbang ke arah kami. Ketika Rusia melihat operator atau stasiun drone Ukraina, kami langsung menjadi target nomor satu," ungkap seorang operator lain yang enggan menyebutkan namanya.

Penggunaan drone dalam invasi Rusia ke Ukraina merupakan yang paling masif dalam sejarah konflik manapun.

Langit di atas medan perang sering kali dipenuhi drone dari kedua belah pihak hingga membuat tentara kesulitan membedakan mana yang milik mereka sendiri.

Kedua pihak berlomba-lomba memperbanyak produksi drone serta berinovasi dalam teknologi pengembangan dan penggunaan drone.

Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.145: Serangan Drone Rusia Rusak Situs Nuklir Chernobyl

Dengan strategi dan teknik yang terus berkembang, tentara Ukraina berusaha menghadapi tantangan besar yang ditimbulkan oleh perang drone ini, sekaligus melindungi diri dan posisi mereka dari serangan yang terus menerus.

Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved