Trump Terapkan Tarif Timbal Balik
Pakar: Putin Menikmati Drama Global akibat Tarif Impor yang Ditetapkan Trump
Pakar menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin saat ini sedang menikmati drama global akibat penetapan tarif impor AS.
Namun, para kritikus menilai, tarif justru akan meningkatkan harga barang bagi konsumen, sementara banyak orang mengalami kesulitan finansial.
Update terbaru soal penerapan tarif impor AS
Mengutip The Guardian, berikut perkembangan terbaru mengenai penerapan tarif timbal balik Donald Trump.
- Gelombang tarif baru yang diberlakukan Trump terhadap puluhan negara mulai berlaku pada Rabu (9/4/2025), termasuk pungutan sebesar 104 persen terhadap barang-barang dari China.
China menjadi negara yang paling terdampak oleh kebijakan ini, namun belum menunjukkan tanda-tanda akan mundur.
China bersumpah untuk melanjutkan perang dagang dengan AS "sampai akhir", dan menjanjikan tindakan balasan demi melindungi kepentingan nasionalnya.
Tarif balasan dari China sebesar 34 persen terhadap barang-barang asal AS dijadwalkan mulai berlaku pada Kamis (10/4/2025).
- Trump menyatakan pada Selasa bahwa pemerintahannya sedang merancang kesepakatan dengan sejumlah mitra dagang.
Gedung Putih menegaskan, negara-negara sekutu seperti Jepang dan Korea Selatan akan diprioritaskan dalam proses negosiasi.
Pejabat perdagangan utama Trump, Jamieson Greer, mengatakan kepada Senat bahwa Argentina, Vietnam, dan Israel termasuk di antara negara-negara yang telah merayu untuk penurunan tarif.
-Dalam sebuah jamuan makan malam bersama sesama anggota Partai Republik pada Selasa malam (8/4/2025), Trump menyampaikan bahwa banyak negara sangat ingin mencapai kesepakatan dagang dengannya.
Baca juga: 5 Hal yang Perlu Diketahui tentang Tarif Impor Donald Trump: Daftar Negara yang Terdampak
- Aksi jual besar-besaran kembali terjadi di pasar Asia pada Rabu.
Indeks Nikkei Jepang turun lebih dari 3 persen, pasar saham Hong Kong anjlok lebih dari 3%, dan nilai tukar won Korea Selatan menyentuh titik terendah dalam 16 tahun terakhir.
Obligasi pemerintah juga mengalami kerugian besar.
Saham di Australia kehilangan nilai miliaran dolar, sementara indeks saham Taiwan merosot 5,8% pada perdagangan sore.
Dalam beberapa hari terakhir, triliunan dolar telah menguap dari pasar saham global.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.