Selasa, 7 Oktober 2025

Gempa di Myanmar

Hujan dan Angin Kencang Hambat Penanganan Gempa Myanmar, Perparah Krisis Kemanusiaan

Pemerintah mencatat ada potensi hujan es, angin kencang, tanah longsor, dan suhu mencapai 38 derajat Celsius di beberapa wilayah Myanmar.

Tangkapan layar YouTube Al Arabiya English
GEMPA MYANMAR - Tangkapan layar dari YouTube Al Arabiya English menunjukkan bangunan-bangunan rusak parah di Mandalay setelah gempa bumi berkekuatan 7,7 SR mengguncang Myanmar, Jumat (28/3/2025). Mayor Jenderal Zaw Min Tun, juru bicara pemerintah militer Myanmar, menyampaikan bahwa hingga Minggu (6/4/2025), tercatat 3.564 orang tewas, 5.012 terluka, dan 210 orang masih hilang. 

Upaya internasional juga terhambat oleh komunikasi yang buruk dan kerusakan infrastruktur akibat perang saudara yang sudah berlangsung selama empat tahun.

Sebelum gempa, Myanmar telah mengalami krisis kemanusiaan parah.

PBB menyatakan bahwa konflik bersenjata menyebabkan lebih dari 3,5 juta orang mengungsi.

Bahkan setelah gempa, junta militer tetap melancarkan serangan ke wilayah pemberontak, termasuk setidaknya 16 serangan sejak Rabu (2/4), sehari setelah pengumuman gencatan senjata sementara.

Pemimpin junta Myanmar, Min Aung Hlaing, menghadiri KTT regional di Bangkok pada 3–4 April.

Kehadirannya menuai protes keras dari kelompok anti-junta, yang menyebutnya sebagai “pembunuh.”

Kini, Myanmar menghadapi krisis berlapis: gempa bumi mematikan, ancaman cuaca ekstrem, dan konflik bersenjata yang belum menunjukkan tanda mereda.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved