Senin, 6 Oktober 2025

Konflik China dan AS

Pesawat Pengebom H-6K China Bawa Rudal Balistik Ancam Kapal dan Pangkalan Militer AS di Indo-Pasifik

Berjuluk "pembunuh kapal induk", rudal China ini jadi ancaman kapal induk milik AS, Jepang, dan kapal perang Sekutu di Laut China Selatan

DSA/Tangkap Layar
RUDAL BALISTIK - Sebuah pesawat pengebom PLAAF H-6K milik China terlihat membawa rudal balistik yang diluncurkan dari udara KD-21 ALBM.
DSA/Tangkap Layar
BAWA RUDAL BALISTIK - Sebuah pesawat pengebom PLAAF H-6K terlihat membawa rudal balistik yang diluncurkan dari udara KD-21 ALBM. Rudal ini dilaporkan memiliki panjang 7 meter.

Apa pun itu, fakta kalau  rudal tersebut kini dilaporkan mulai digunakan dalam operasi baik secara aktif di lapangan maupun dalam pelatihan merupakan hal yang sangat penting.

Apa pun jenis target yang dituju, rudal balistik yang diluncurkan dari udara (air launched ballistic missile/ALBM) pada dasarnya sulit untuk dicegat atau dipertahankan.

Seperti kebanyakan rudal balistik, rudal balistik yang diluncurkan dari udara menyerang target pada kecepatan terminal hipersonik atau mendekati hipersonik dan sudut serang yang curam.

Situasi ini sudah cukup sulit untuk dicegat, tetapi tantangannya bertambah ketika rudal juga bermanuver secara dinamis selama fase serangan akhir.

Bagi China, rudal balistik yang diluncurkan dari udara tidak hanya dapat diluncurkan dalam jumlah besar, tetapi juga cenderung dikombinasikan dengan serangan rudal lainnya — baik balistik maupun jelajah — serta serangan pesawat tanpa awak bunuh diri yang dilakukan secara bersamaan.

China sudah memiliki sejumlah besar rudal balistik yang diluncurkan dari darat, tetapi kemampuan meluncurkan ALBM dari pembom H-6 memberikan keuntungan dalam hal jangkauan yang lebih jauh dan kemampuan untuk meluncurkan serangan yang lebih dinamis dan tidak dapat diprediksi.
 
Divisi Pengebom ke-10 adalah salah satu unit tertua dan paling bergengsi di Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLAAF), yang didirikan pada 17 Januari 1951.

Awalnya, pasukan ini dibentuk dengan menggabungkan Resimen Pengebom ke-28, ke-29, dan ke-30, dan sejak saat itu telah menerima sejumlah gelar kehormatan seperti “Kelompok Pengebom Teladan” dan “Divisi Spanduk Merah” atas jasa-jasanya yang luar biasa.

Saat ini, divisi ini beroperasi di bawah Komando Teater Timur, dengan fokus pada misi di sekitar Laut Cina Timur dan wilayah dekat Taiwan.

Markas besarnya terletak di Pangkalan Udara Anqing di Provinsi Anhui, sementara operasi tambahan juga dilakukan dari Pangkalan Udara Luhe di Provinsi Jiangsu.

 

(oln/dsa/*)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved