Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Pejabat Israel: Banyak Negara Berminat Terima Warga Palestina, 60 Persen Warga Gaza Ingin Pindah

Seorang pejabat senior Israel mengklaim bahwa banyak negara menunjukkan minat untuk menerima warga Palestina dari Jalur Gaza.

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: timtribunsolo
Wafa
GAZA RUSAK - Foto yang diambil dari Wafa tanggal 10 Maret 2025 memperlihatkan seseorang yang memandangi gedung-gedung rusak di Jalur Gaza. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang pejabat senior Israel mengklaim bahwa banyak negara menunjukkan minat untuk menerima warga Palestina dari Jalur Gaza.

Pernyataan ini disampaikan pejabat itu saat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melakukan kunjungan ke Hungaria pada Jumat, 4 Februari 2025.

Pejabat tersebut mengeklaim bahwa Israel sangat serius mempertimbangkan pemindahan warga Palestina dari Gaza.

Ia mengklaim bahwa jajak pendapat menunjukkan sekitar 60 persen dari 2 juta warga Gaza ingin meninggalkan tanah Palestina

"Negara-negara yang tertarik ingin mendapatkan imbalan, tidak harus berupa uang tetapi juga dalam bentuk isu strategis," ungkapnya, sebagaimana dikutip dari The Times of Israel.

Meski demikian, pejabat tersebut menegaskan bahwa warga Gaza tidak akan dipaksa untuk pindah.

Namun, rencana pemindahan ini dikritik oleh negara-negara Arab yang menolak permintaan Israel untuk menerima warga Gaza.

Mereka menegaskan bahwa warga Gaza harus diizinkan untuk tetap tinggal di tanah airnya.

Baca juga: Abu Ubaida: Brigade Al-Qassam Tak akan Pindah Lokasi Sandera Israel, Pilih Bertahan Lindungi Mereka

SITUASI GAZA - Tangkapan layar YouTube Al Jazeera English pada Kamis (20/3/2025) yang menunjukkan kondisi Gaza setelah Israel lancarkan serangan udara selama 2 hari sejak Selasa (18/3/2025) banyak warga yang dipaksa mengungsi. Israel membuat pernyataan pada hari Rabu (19/3/2025) bahwa pihaknya telah meluncurkan 'operasi darat terbatas' di Gaza tengah.
SITUASI GAZA - Tangkapan layar YouTube Al Jazeera English pada Kamis (20/3/2025) yang menunjukkan kondisi Gaza setelah Israel lancarkan serangan udara selama 2 hari sejak Selasa (18/3/2025) banyak warga yang dipaksa mengungsi. Israel membuat pernyataan pada hari Rabu (19/3/2025) bahwa pihaknya telah meluncurkan 'operasi darat terbatas' di Gaza tengah. (Tangkapan layar YouTube Al Jazeera English)

Penolakan Warga Gaza untuk Pindah

Sejumlah warga Gaza telah menyatakan penolakan mereka untuk meninggalkan wilayah tersebut.

Mahmoud Bahjat, seorang warga Gaza, menegaskan, "Bahkan meski itu akan merenggut nyawa kami, kami tidak akan meninggalkan Gaza."

Ia menolak keputusan Trump yang menyarankan pemindahan warga Palestina, dengan mengatakan bahwa pemindahan tersebut akan mengakhiri hidup mereka.

Data dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menunjukkan bahwa sekitar 90 persen warga Gaza saat ini menjadi pengungsi.

Jamalat Wadi, seorang warga Gaza lainnya, mengatakan keluarga sudah berkorban banyak. Mereka bertekad membangun rumah lagi di Gaza.

"Kami bertahan 1,5 tahun dalam perang. Ketika militer Israel nantinya pergi dari sini, kami akan menyingkirkan puing-puing dan tinggal di tanah ini," ujar Wadi.

"Setelah AS membuat Israel menghancurkan rumah kami di Gaza, dia (Trump) berkata bahwa Gaza hancur dan kami harus pergi?"

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved