Konflik Palestina Vs Israel
Pejabat Israel: Banyak Negara Berminat Terima Warga Palestina, 60 Persen Warga Gaza Ingin Pindah
Seorang pejabat senior Israel mengklaim bahwa banyak negara menunjukkan minat untuk menerima warga Palestina dari Jalur Gaza.
TRIBUNNEWS.COM - Seorang pejabat senior Israel mengklaim bahwa banyak negara menunjukkan minat untuk menerima warga Palestina dari Jalur Gaza.
Pernyataan ini disampaikan pejabat itu saat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melakukan kunjungan ke Hungaria pada Jumat, 4 Februari 2025.
Pejabat tersebut mengeklaim bahwa Israel sangat serius mempertimbangkan pemindahan warga Palestina dari Gaza.
Ia mengklaim bahwa jajak pendapat menunjukkan sekitar 60 persen dari 2 juta warga Gaza ingin meninggalkan tanah Palestina.
"Negara-negara yang tertarik ingin mendapatkan imbalan, tidak harus berupa uang tetapi juga dalam bentuk isu strategis," ungkapnya, sebagaimana dikutip dari The Times of Israel.
Meski demikian, pejabat tersebut menegaskan bahwa warga Gaza tidak akan dipaksa untuk pindah.
Namun, rencana pemindahan ini dikritik oleh negara-negara Arab yang menolak permintaan Israel untuk menerima warga Gaza.
Mereka menegaskan bahwa warga Gaza harus diizinkan untuk tetap tinggal di tanah airnya.
Baca juga: Abu Ubaida: Brigade Al-Qassam Tak akan Pindah Lokasi Sandera Israel, Pilih Bertahan Lindungi Mereka

Penolakan Warga Gaza untuk Pindah
Sejumlah warga Gaza telah menyatakan penolakan mereka untuk meninggalkan wilayah tersebut.
Mahmoud Bahjat, seorang warga Gaza, menegaskan, "Bahkan meski itu akan merenggut nyawa kami, kami tidak akan meninggalkan Gaza."
Ia menolak keputusan Trump yang menyarankan pemindahan warga Palestina, dengan mengatakan bahwa pemindahan tersebut akan mengakhiri hidup mereka.
Data dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menunjukkan bahwa sekitar 90 persen warga Gaza saat ini menjadi pengungsi.
Jamalat Wadi, seorang warga Gaza lainnya, mengatakan keluarga sudah berkorban banyak. Mereka bertekad membangun rumah lagi di Gaza.
"Kami bertahan 1,5 tahun dalam perang. Ketika militer Israel nantinya pergi dari sini, kami akan menyingkirkan puing-puing dan tinggal di tanah ini," ujar Wadi.
"Setelah AS membuat Israel menghancurkan rumah kami di Gaza, dia (Trump) berkata bahwa Gaza hancur dan kami harus pergi?"
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.