Sabtu, 4 Oktober 2025

Pimpinan Otoritas Iran Ngamuk Buntut Trump Ancam Hal Buruk,  Qalibaf: AS dan Sekutu Tak Akan Aman

Ancaman hal buruk akan terjadi pada Iran seperti yang dikatakan Trump mendapat tanggapan keras dari para pimpinan otoritas Teheran

Atta Kenare/AFP
BALIK ANCAM AS - Arsip foto Mohammad Baqer Qalibaf berbicara dalam sidang parlemen, pada 1 Desember 2021. Ancaman hal buruk akan terjadi pada Iran seperti yang dikatakan Trump mendapat tanggapan keras dari para pimpinan otoritas Teheran 

TRIBUNNEWS.COM - Pada hari Jumat, Presiden AS Donald Trump memperingatkan Iran dengan keras, mengancam konsekuensi berat jika Teheran tidak mencapai kesepakatan nuklir dengan Washington.

Trump menyebut hal buruk akan terjadi pada Iran jika mereka menolak kesepakatan.

"Preferensi terbesar saya adalah kita menyelesaikan masalah ini dengan Iran. Namun, jika kita tidak menyelesaikannya, hal-hal buruk akan terjadi pada Iran," kata Trump diberitakan Shafaq.

Peringatan ini merupakan bagian dari strategi Washington yang lebih luas untuk memulai kembali negosiasi dengan Iran mengenai program nuklirnya.

Awal bulan, Trump mengirim surat kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei , yang menyampaikan kesepakatan nuklir baru dan menekankan bahwa kegagalan menerimanya, ditambah dengan kegiatan nuklir yang berkelanjutan, akan membawa konsekuensi yang parah.

Trump juga menekankan bahwa ia tidak tertarik pada “negosiasi terbuka” dan menetapkan batas waktu dua bulan untuk mencapai kesepakatan.

Teheran mengonfirmasi pada hari Rabu bahwa pihaknya telah mengirim balasan surat Trump melalui Oman.

Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menegaskan kembali posisi lama negara itu, dengan menyatakan, “Kebijakan kami tetap tidak terlibat dalam negosiasi langsung di bawah tekanan maksimum dan ancaman militer. Namun, negosiasi tidak langsung, seperti yang terjadi di masa lalu, dapat terus berlanjut.”

Sementara itu, juru bicara parlemen Iran, Mohammad Bagher Ghalibaf, menanggapi pernyataan Trump selama demonstrasi Hari Quds di Teheran.

Ia menuduh AS menggunakan perundingan nuklir untuk menekan Iran agar menyerahkan kemampuan pertahanannya

"AS bermaksud perlucutan senjata ketika mengatakan negosiasi," jelas Ghalibaf.

Baca juga: Teheran Gerah, Menteri Luar Negeri Iran: Disintegrasi Suriah Hanya Akan Menguntungkan Israel

Pejabat senior Iran lainnya menyuarakan pendapat yang sama dengan Ghalibaf, memperkuat perlawanan Teheran terhadap apa yang mereka anggap sebagai paksaan AS.

Penasihat senior Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Larijani, juga angkat bicara, menekankan pentingnya kesepakatan yang berimbang. “Kami akan mencapai suatu hasil, dan kami optimis. Kesepakatan itu harus dapat diterima oleh kedua belah pihak, bukan hanya satu pihak,” kata Larijani.

Kecam Pemimpin Iran

Sebelumnya Abbas Araqchi mengonfirmasi pada hari Kamis bahwa Teheran telah mengirimkan tanggapannya kepada Trump, dengan mengatakan bahwa "pandangan Republik Islam mengenai status quo dan surat Tuan Trump telah dipaparkan secara lengkap dan disampaikan kepada pihak lain."

Araqchi menegaskan kembali penentangan Iran terhadap perundingan langsung dengan AS di tengah “kampanye tekanan maksimum” Trump.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved