Konflik Palestina Vs Israel
UEA Bujuk Mesir Terima Usulan AS Soal Gaza dengan Imbalan Finansial: Hamas Harus Angkat Kaki
UEA membujuk Mesir agar usulan relokasi warga Palestina dari Gaza diterima dengan imbalan finansial. Usulan juga mensyaratkan Hamas angkat kaki
UEA Bujuk Mesir Terima Usulan AS Soal Gaza dengan Imbalan Finansial: Hamas Harus Pergi!
TRIBUNNEWS.COM - Surat kabar Lebanon, Al-Akhbar, Kamis (27/3/2025) melaporkan, sumber-sumber Mesir yang berpartisipasi dalam pembicaraan lanjutan negosiasi gencatan senjata Gaza antara Hamas-Israel, mengatakan kalau "terobosan" dalam perundingan potensial bisa dicapai dalam beberapa jam mendatang.
"Sumber-sumber mengindikasikan kalau optimisme tumbuh menyusul kemajuan yang dicapai dalam pembicaraan selama beberapa jam terakhir," tulis laporan media tersebut dikutip Khaberni, Kamis (27/3/2025).
Laporan juga menunjukkan, kalau Uni Emirat Arab (UEA) turun tangan dalam negosiasi tersebut.
Baca juga: Serangan Israel Kian Membabi-buta, Hamas: Kami Tak Inginkan Kendali Atas Gaza
"Abu Dhabi menjadi penengah antara Washington dan Kairo," tulis laporan tersebut.
Diketahui, Mesir yang menjadi tuan rumah negosiasi, menolak usulan pemindahan warga Gaza ke negara ketiga sementara Gaza dibangun ulang, seperti yang diusulkan Amerika Serikat (AS) dan disetujui Israel.
Mesir, sudah merancang resolusi pembangunan Gaza tanpa harus memindahkan penduduknya, dengan keterlibatan negara-negara Arab dalam rekonstruksi wilayah kantung Palestina tersebut.
Dalam proposalnya, Mesir memang mengisyaratkan agar Hamas angkat kaki dari Gaza dengan dalil tak ada pendanaan internasional yang mau membantu rekonstruksi Gaza jika gerakan itu tetap berkuasa di Gaza.
Baca juga: Pemimpin Arab Kumpul Bahas Gaza, Rencana Mesir Sejalan Israel, Hamas: Kami Siap Perang Lagi

Dalam laporan perkembangan negosiasi, Abu Dhabi dilaporkan sedang berupaya merumuskan perjanjian politik yang memenuhi tuntutan Kairo sekaligus mengakomodasi usulan rencana Presiden AS Donald Trump untuk migrasi warga Palestina dari Jalur Gaza.
"UEA, yang membujuk Kairo agar menerima rencana evakuasi dengan imbalan dukungan finansial, tengah berupaya merumuskan perjanjian politik yang menjamin tuntutan minimum Mesir terkait "perlawanan yang tersisa di Jalur Gaza dan mencegah evakuasi menyeluruh penduduk Jalur Gaza."
Laporan itu menjelaskan, "Visi Uni Emirat Arab ini tampaknya mendukung "Rencana Rekonstruksi (Gaza oleh) Arab," namun sebenarnya rencana tersebut menyerukan "pengosongan total Jalur Gaza dari para milisi perlawanan."
Intinya, usulan UEA itu mengiyakan kalau tidak mesti warga Gaza direlokasi saat pembangunan Gaza dimulai, namun mensyaratkan para anggota Hamas dan anggota kelompok lain milisi perlawanan Palestina untuk pergi dari Gaza.

Selain itu, sambung laporan tersebut, "UEA berupaya merumuskan visi komprehensif yang mendukung rencana Israel untuk menetralisir Jalur Gaza dan mencegahnya menjadi pusat yang mengancam Israel di masa mendatang."
"Abu Dhabi juga berbicara tentang mengizinkan semua anggota gerakan perlawanan Palestina untuk pergi ke tujuan ketiga, bukan ke Mesir, dalam koordinasi dengan Israel, dan tidak mengizinkan mereka untuk kembali lagi. Sementara bagi keluarga lanjut usia mereka tetap berada di Jalur Gaza (jika mereka ingin melakukannya), asalkan Gaza dibangun kembali sesuai dengan pengaturan keamanan khusus yang diminta oleh Israel," bunyi usulan UEA seperti dilaporkan media tersebut.
(oln/khbrn/*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.