Konflik Palestina Vs Israel
Israel Beri Info soal Houthi agar AS Bisa Serang Yaman secara Presisi Baru-baru Ini
Dua pejabat AS mengungkapkan bahwa Israel memberi info soal Houthi untuk AS agar bisa menyerang Houthi di Yaman dengan presisi baru-baru ini.
TRIBUNNEWS.COM - Dua pejabat Amerika Serikat (AS) mengatakan Israel adalah pihak yang memberikan informasi kepada sekutunya, AS, mengenai kelompok Ansar Allah (Houthi) di Yaman.
Berkat pembagian intelijen dari Israel, AS dapat melancarkan serangan sejak 15 Maret 2025 terhadap sejumlah target di Yaman yang diklaim sebagai fasilitas Houthi.
Pada hari Minggu (23/3/2025), AS mengklaim salah satu serangan itu berhasil menewaskan para pemimpin senior Houthi dalam serangannya pekan lalu.
Dua pejabat AS tersebut juga menjelaskan kepada Wall Street Journal bahwa Israel memberikan informasi tentang seorang komandan rudal Houthi yang menjadi target serangan AS.
"Sumber daya manusia di Yaman yang terkait dengan Israel memberikan informasi tentang pejabat Houthi yang menjadi sasaran," kata salah satu pejabat itu kepada Wall Street Journal pada Kamis (27/3/2025).
Serangan AS yang bertubi-tubi di Yaman pada akhir-akhir ini terjadi setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan serangan udara terhadap Houthi akan terus berlanjut untuk jangka waktu yang lebih lama.
Trump menegaskan Houthi telah menerima pukulan yang menghancurkan dan menyakitkan.
"Kelompok Houthi ingin menghentikan serangan dan berunding mengenai perdamaian karena mereka dipermalukan oleh kekalahan mereka," kata Trump kepada wartawan di dalam pesawat kepresidenan pada Rabu (26/3/2025).
Trump mengatakan Houthi mendambakan perdamaian karena mereka telah dirugikan secara serius.
Namun pada saat yang sama, Trump melihat bahwa Houthi belum siap melakukannya untuk saat ini.
Dalam wawancara pada hari Rabu, Trump menekankan apa yang dilakukan Houthi telah mengganggu pengiriman barang di Laut Merah karena mereka menyerang kapal-kapal komersial.
Baca juga: Rencana AS Serang Houthi Yaman Bocor di Grup Chat, Trump Anggap Sepele
Trump juga menekankan serangan yang dilancarkan negaranya terhadap posisi Houthi selama beberapa hari terakhir sangat berhasil, bahkan melampaui ekspektasi.
Ia menegaskan bahwa serangan AS terhadap Yaman akan berlanjut untuk waktu yang lama.
"Kami telah menyerang mereka dengan keras dan dengan kesuksesan besar... dan kami akan terus melakukannya untuk waktu yang lama," katanya, seperti diberitakan Al Araby.
AS Luncurkan Serangan ke Yaman
Pada Rabu malam, AS kembali meluncurkan serangan ke Yaman dan setidaknya ada 19 serangan udara menargetkan lokasi militer Houthi di berbagai wilayah Yaman, termasuk di utara dan selatan ibu kota, Sanaa.
Serangan tersebut menyusul lebih dari 15 serangan udara terhadap benteng Houthi di wilayah utara Yaman.
Sebelumnya pada 14 Maret 2025, Houthi mengumumkan bahwa mereka akan kembali menargetkan serangan terhadap kapal-kapal terkait Israel dan AS di Laut Merah.
Keputusan ini diambil setelah Israel mengabaikan ultimatum dari Houthi untuk membuka jalur penyeberangan bagi bantuan kemanusiaan di Rafah untuk warga Gaza.
Houthi sebelumnya menghentikan serangannya di Laut Merah dan menghormati perjanjian gencatan senjata antara Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) dan Israel pada 19 Januari 2025.
Pada 15 Maret 2025, sekutu Israel, AS, meluncurkan serangan udara intensif terhadap Houthi dan mengklaim itu sebagai balasan atas penargetan kapan induk AS di Laut Merah beberapa kali.
Serangan tersebut membunuh setidaknya 53 orang dan melukai lebih dari 13 orang di Yaman, seperti diberitakan Al Jazeera.
Houthi bergabung melawan Israel dan sekutunya pada 19 November 2023 setelah kelompok tersebut menyatakan dukungan untuk rakyat Palestina di Jalur Gaza.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.