Konflik Palestina Vs Israel
Perang Israel-Hamas: Korban Tewas Mencapai 50.000 Jiwa
Serangan Israel di Gaza menyebabkan lebih dari 50.000 jiwa melayang, termasuk wanita dan anak-anak.
TRIBUNNEWS.COM - Serangan Israel di Jalur Gaza selatan pada Minggu malam, 23 Maret 2025, mengakibatkan tewasnya 26 warga Palestina, termasuk seorang pemimpin politik Hamas serta beberapa wanita dan anak-anak.
Dengan perkembangan ini, jumlah total korban tewas di Gaza sejak dimulainya konflik Israel-Hamas kini melampaui 50.000 jiwa.
Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa serangan Israel yang berlanjut setelah gencatan senjata berakhir minggu lalu, telah menewaskan ratusan orang.
Militer Israel mengklaim bahwa mereka menyerang target-target militan di Gaza dan telah mengirimkan pasukan darat ke Kota Rafah.
Perintah Evakuasi
Militer Israel memerintahkan warga untuk meninggalkan daerah Tel al-Sultan di Rafah yang telah hancur parah.
Mereka diminta untuk berjalan kaki menuju daerah Muwasi yang lebih aman. "Ini pengungsian akibat tembakan," ungkap Mustafa Gaber, seorang jurnalis lokal yang mengungsi bersama keluarganya.
Dia menambahkan bahwa ratusan orang melarikan diri saat suara tembakan tank dan pesawat tak berawak semakin dekat.
Korban Jiwa dan Reaksi
Hingga saat ini, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan total 50.021 warga Palestina tewas dan lebih dari 113.000 orang terluka.
Dari jumlah tersebut, perempuan dan anak-anak menjadi lebih dari separuh korban.
Sementara itu, Hamas mengonfirmasi kematian Salah Bardawil, seorang anggota biro politiknya, dalam serangan di Muwasi.
Serangan ini juga mengakibatkan tewasnya beberapa anggota keluarganya.
Penanganan Medis Terkendala
Layanan darurat Bulan Sabit Merah Palestina melaporkan bahwa mereka kehilangan kontak dengan tim medis yang merespons serangan di Rafah.
Pasukan Israel dilaporkan menghalangi ambulans untuk menjangkau lokasi serangan, yang membuat situasi semakin sulit bagi warga yang membutuhkan pertolongan.
Negosiasi Gencatan Senjata Tertunda
Kedua belah pihak seharusnya memulai negosiasi mengenai fase gencatan senjata baru pada awal Februari.
Namun, rencana tersebut tidak terlaksana karena Hamas menolak proposal yang didukung oleh Israel dan AS.
Protes massal oleh warga Israel juga terjadi, menuntut kesepakatan untuk memulangkan para sandera yang ditahan oleh Hamas.
Sejak serangan pada 7 Oktober, sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, telah tewas, dan 251 orang disandera.
Serangan yang berkelanjutan ini telah mengakibatkan kerusakan parah di Gaza, dengan sekitar 90 persen penduduk terpaksa mengungsi.
Israel juga menutup wilayah yang dihuni oleh 2 juta warga Palestina dari akses makanan, bahan bakar, dan obat-obatan, dalam upaya untuk menekan Hamas dan mengubah perjanjian gencatan senjata yang ada.
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).
Sumber: TribunSolo.com
Konflik Palestina Vs Israel
Wanda Hamidah Berlayar ke Gaza Palestina, Siap Lahir Batin Jadi Relawan Perempuan Satu-satunya |
---|
Peringati Satu Tahun Serangan Pager, Hizbullah Puji Ketabahan Para Korban |
---|
Pertama Kalinya, Pimpinan Hamas Buka Suara soal Detik-detik Serangan Israel di Doha |
---|
Demi Merebut Gaza, Israel Buka Rute Baru untuk Usir Warga Palestina |
---|
Erdogan Menyerukan Persatuan Islam, Samakan Netanyahu dengan Adolf Hitler |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.