Konflik Rusia Vs Ukraina
Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.123: Rusia Gempur Zaporizhzhia, 2 Orang Tewas
Serangan Rusia kembali hantam kota Zaporizhzhia di tenggara Ukraina pada Jumat (21/3/2025) malam, menewaskan dua orang dan melukai sembilan lainnyA.
TRIBUNNEWS.COM - Perang Rusia-Ukraina yang dimulai sejak 24 Februari 2022 telah memasuki hari ke-1.123 pada Sabtu (22/3/2025).
Serangan Rusia kembali menghantam kota Zaporizhzhia di tenggara Ukraina pada Jumat (21/3/2025) malam, menewaskan dua orang dan melukai sembilan lainnya.
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, menyatakan dukungannya yang tak tergoyahkan terhadap Rusia dalam perang di Ukraina.
Simak rangkuman peristiwa lainnya berikut ini.
Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.123:
Rusia Gempur Zaporizhzhia, Dua Orang Tewas dan Sembilan Luka-Luka
Serangan Rusia kembali menghantam kota Zaporizhzhia di tenggara Ukraina pada Jumat (21/3/2025) malam, menewaskan dua orang dan melukai sembilan lainnya.
Gubernur Zaporizhzhia, Ivan Fedorov, dalam pernyataannya di Telegram mengatakan kalau kota tersebut mengalami lebih dari 10 serangan.
Di antara korban luka terdapat seorang bayi berusia sembilan bulan dan seorang wanita yang mengalami cedera serius.
Dikutip dari Reuters, gambar yang beredar di media daring menunjukkan tim penyelamat tengah mencari korban di antara puing-puing bangunan.
Blok apartemen dan rumah-rumah di lokasi serangan mengalami kerusakan parah, dengan jendela hancur dan fasad bangunan runtuh.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1122: Trump Sebut AS Segera Teken Kesepakatan Mineral dengan Kyiv
Kobaran api juga terlihat membakar reruntuhan, menambah kehancuran akibat serangan tersebut.
Serangan di Zaporizhzhia ini semakin meningkatkan ketegangan di tengah konflik yang berkepanjangan antara Rusia dan Ukraina.
Serangan Rusia di Ukraina: Tiga Orang Tewas di Sumy dan Donetsk
Pasukan Rusia kembali menggempur Ukraina dengan serangan udara yang menargetkan wilayah perbatasan dan garis depan pertempuran.
Dilansir Reuters, dua orang tewas di wilayah Sumy setelah enam bom berpemandu dijatuhkan di desa Krasnopillia, dekat perbatasan utara Ukraina dengan Rusia.
Sementara itu, di wilayah Donetsk timur, Rusia melancarkan serangan udara di kota Kostiantynivka, yang terletak dekat garis depan.
Serangan tersebut menyebabkan satu orang tewas setelah tiga bom dijatuhkan di daerah itu, The Guardian melaporkan.
Serangan terbaru ini semakin memperburuk situasi keamanan di Ukraina, yang terus menghadapi eskalasi serangan dari Rusia di berbagai wilayah.
Ukraina Tuding Rusia Paksa Warganya Ubah Status Hukum atau Pergi
Ukraina menuduh Rusia melakukan tekanan ilegal terhadap warga Ukraina di wilayah pendudukan untuk mengubah status hukum mereka atau meninggalkan daerah tersebut.
Dilansir Reuters, pemerintah Ukraina berencana melaporkan praktik ini ke Pengadilan Pidana Internasional (ICC).
Tuduhan ini muncul setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengeluarkan dekrit pada Kamis (21/3/2024) yang mewajibkan warga Ukraina yang tinggal "di Rusia tanpa dasar hukum" untuk menyesuaikan status mereka paling lambat 10 September 2024.
Baca juga: Abaikan Perintah Trump, Rusia-Ukraina Lanjutkan Perang, Saling Lempar Rudal ke Fasilitas Energi
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina, Heorhii Tykhyi, mengatakan Rusia tengah melakukan "pengusiran paksa warga Ukraina dari tanah air mereka atau memaksa mereka memperoleh status orang asing."
Dekrit ini berdampak pada warga Ukraina yang tinggal di wilayah pendudukan Rusia, termasuk Krimea, Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, dan Kherson.
Langkah tersebut semakin memperburuk hubungan antara kedua negara, sementara Ukraina terus mencari dukungan internasional untuk melawan kebijakan Rusia di wilayah pendudukan.
Kim Jong-un Tegaskan Dukungan Penuh untuk Perang Rusia di Ukraina
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, menyatakan dukungannya yang tak tergoyahkan terhadap Rusia dalam perang di Ukraina.
Pernyataan ini disampaikan saat bertemu dengan Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, Sergei Shoigu, di Pyongyang pada Jumat (22/3/2024).
Dilansir dari Korean Central News Agency (KCNA), Kim menegaskan pemerintahnya akan "selalu mendukung Rusia dalam perjuangan mempertahankan kedaulatan nasional, integritas teritorial, dan kepentingan keamanan."
Shoigu, dalam pertemuan tersebut, menyampaikan rasa terima kasih atas solidaritas Korea Utara terhadap posisi Rusia dalam berbagai isu geopolitik global, terutama terkait perang di Ukraina.
Komentarnya ini juga disiarkan melalui televisi pemerintah Rusia, menegaskan semakin eratnya hubungan strategis antara kedua negara.
Witkoff: Perjanjian Damai dengan Rusia Mensyaratkan Ukraina Keluar dari NATO
Dikutip dari Suspilne, Utusan khusus Presiden AS, Stephen Witkoff, menyatakan keanggotaan Ukraina di NATO tidak sejalan dengan potensi perjanjian damai dengan Rusia.
Dalam wawancaranya dengan Tucker Carlson, Witkoff mengungkapkan dalam negosiasi tidak resmi yang diikutinya atas nama Donald Trump, pihak Ukraina telah menyadari bergabung dengan NATO bukanlah opsi yang realistis.
Menurutnya, meskipun Ukraina tidak akan menjadi anggota NATO, masih ada kemungkinan untuk membahas jaminan keamanan alternatif yang menyerupai Pasal 5 NATO.
"Zelensky dan tangan kanannya, Yermak, pada dasarnya telah sepakat kalau Ukraina tidak akan bergabung dengan NATO," ujar Witkoff, seperti dikutip dari Taken Carlson.
"Namun, masih ada diskusi tentang kemungkinan perlindungan keamanan dari AS atau negara-negara Eropa, meskipun tanpa keanggotaan penuh di aliansi tersebut," terangnya.
Ia menambahkan secara umum telah diterima, jika ada perjanjian damai antara Ukraina dan Rusia, maka Ukraina tidak boleh menjadi anggota NATO.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.