Selasa, 7 Oktober 2025

Turki Diguncang Demo Besar-besaran, Ribuan Warga Protes Penangkapan Rival Politik Presiden Erdogan

Penahanan ini dianggap sebagai serangan terhadap demokrasi oleh partai oposisi utama, Partai Rakyat Republik (CHP).

Tribunnews/Jeprima
DIDEMO WARGA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan saat kunjungi Indonesia, Selasa (11/2/2025). Ia didemo dan dikritik warganya karena memprotes penahanan Wali Kota Istanbul, Ekrem Imamoglu. Tribunnews/Jeprima 

Emma Sinclair-Webb, direktur Human Rights Watch untuk Turki, mengkritik penangkapan tersebut sebagai penyalahgunaan sistem peradilan yang jelas.

Menteri Kehakiman Turki Yilmaz Tunc membantah tuduhan tersebut, dan mengingatkan bahwa pengadilan beroperasi secara independen.

"Menggambarkan investigasi yang dilakukan oleh badan peradilan yang tidak memihak dan independen sebagai sesuatu seperti kudeta, atau menggunakan istilah serupa sangatlah berbahaya dan tidak benar," kata Tunc.

Menteri Kehakiman menekankan bahwa badan peradilan "tidak menerima instruksi dari siapa pun."

"Menghubungkan investigasi dan kasus yang diprakarsai oleh badan peradilan dengan presiden kita, paling tidak, adalah tindakan yang lancang dan tidak tepat. Pemisahan kekuasaan antara legislatif, eksekutif, dan yudikatif sangat penting di negara kita," pungkasnya.

Reaksi terhadap penahanan ini datang dari dalam dan luar negeri.

Ursula von der Leyen, kepala Komisi Eropa, menyatakan bahwa penangkapan tersebut sangat mengkhawatirkan, dan Nacho Sanchez Amor, pelapor Parlemen Eropa untuk Turki, menilai langkah ini mempercepat kemunduran otoriter di negara tersebut.

Setelah penahanan, Bursa Istanbul mengalami penurunan hampir 10 persen dengan perdagangan dihentikan beberapa kali.

Lira Turki juga jatuh ke rekor terendah, diperdagangkan sekitar 38 lira per dollar.

Menteri Keuangan Turki, Mehmet Simsek, berupaya menenangkan pasar dengan menjamin bahwa semua langkah yang diperlukan untuk menjaga fungsi pasar akan dilakukan.

Penahanan ini dan demonstrasi besar-besaran yang menyusul menunjukkan ketegangan politik yang semakin meningkat di Turki, di mana oposisi menuduh pemerintah menggunakan kekuatan hukum untuk menekan suara-suara yang menentang.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved