Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Sosok Mahmoud Khalil, Keturunan Palestina Lulusan Universitas Columbia yang Dideportasi Trump

Pemerintahan Trump bakal mendeportasi Mahmoud Khalil, lulusan Universitas Columbia keturunan Palestina pernah memimpin protes perang Israel di Gaza

The New Yorker
DEMO PRO PALESTINA - Universitas top Amerika Serikat, Columbia University mengancam akan menjatuhkan hukuman skors serta mengeluarkan mahasiswanya yang nekat melakukan aksi unjuk rasa pro Palestina dan aksi menduduki gedung administrasi Hamilton Hall. Pemerintahan Trump bakal mendeportasi Mahmoud Khalil, lulusan Universitas Columbia keturunan Palestina pernah memimpin protes perang Israel di Gaza 

Saat itu, ia mengatakan akan terus melakukan protes, tetapi baru-baru ini, istri Khalil mengatakan bahwa suaminya mulai khawatir tentang deportasi, setelah menghadapi serangan daring yang "tidak berdasar pada kenyataan".

Ia mengatakan bahwa suaminya mengirim email ke Universitas Columbia untuk meminta bantuan hukum yang mendesak pada tanggal 7 Maret, sehari sebelum petugas imigrasi menangkapnya.

Penangkapan Khalil telah memicu demonstrasi di New York City, tempat Columbia berada.

Pada hari Senin, ratusan orang berkumpul dalam protes di Manhattan, termasuk mahasiswa dan profesor dari Universitas Columbia.

Donna Lieberman, Presiden New York Civil Liberties Union, menyebut upaya deportasi terhadap Khalil sebagai "balasan yang terarah dan serangan ekstrem terhadap Amandemen Pertama".

Jaksa Agung New York Letitia James mengatakan bahwa dia "sangat khawatir".

American Civil Liberties Union menyebut penangkapan ini sebagai "tindakan yang belum pernah terjadi sebelumnya" dan "jelas dimaksudkan untuk mengintimidasi dan membatasi kebebasan berpendapat di satu sisi perdebatan publik"

"Pemerintah federal mengklaim berwenang mendeportasi orang-orang yang memiliki hubungan mendalam dengan AS dan mencabut kartu hijau mereka karena mendukung posisi yang ditentang pemerintah," katanya.

Gedung Putih terus membela langkahnya.

"Pemerintahan ini tidak akan menoleransi individu yang memiliki hak istimewa belajar di negara kita dan kemudian berpihak pada organisasi pro-teroris yang telah membunuh warga Amerika," kata Karoline Leavitt, sekretaris pers Trump.

(Tribunnews.com/ Chrysnha)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved