Konflik Rusia Vs Ukraina
Lukashenko: Zelensky Diinjak di Mana-mana, Ujungnya Ukraina Kembali ke Rusia-Belarus
Presiden Belarus Lukashenko mengatakan Presiden Ukraina Zelensky diinjak di mana-mana, ujung-ujungnya Ukraina akan kembali ke Rusia-Belarus.
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Belarus Alexander Lukashenko menyatakan keyakinannya bahwa Ukraina akan kembali ke Belarus dan Rusia setelah negara-negara Barat mengeluarkan semua mineral, logam tanah jarang, dan tanah hitam dari Ukraina.
"Dalam situasi di mana (Presiden Ukraina Volodymyr) Zelensky telah diinjak-injak di Gedung Putih dan di mana-mana, ia harus menggunakan kepalanya," kata Alexander Lukashenko setelah pertemuannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow, Kamis (13/3/2025).
"Ketiga bangsa Slavia selalu hidup normal. Duduklah dan buatlah kesepakatan," katanya, membicarakan Rusia, Ukraina dan Belarus.
Ia mengatakan tidak ada yang akan membantu Ukraina kecuali mereka mendapatkan manfaat dari Ukraina.
"Tunggu dan Anda akan lihat, tidak ada yang akan membantu Ukraina. Apakah Amerika mengangkat isu logam tanah jarang di awal perang? Tidak, tetapi sekarang mereka telah melakukannya. Zelensky tampaknya benar - mereka tidak membicarakannya saat itu. Tetapi mereka tetap harus mematuhinya," lanjutnya.
Menurutnya, mereka hanya ingin mengambil tanah hitam dan material tanah jarang dari wilayah Ukraina.
Dalam hal ini, Lukashenko yakin bahwa Zelensky atau presiden Ukraina lainnya akan kembali ke Rusia dan Belarus, seperti diberitakan Gazeta.
"Dia akan tetap kembali ke sini, dan jika bukan dia, maka presiden baru yang berbeda, dan akan mengandalkan kekuatan internal kita. Seseorang ingin kita saling membunuh. Kami memahami itu, sementara pihak lain tidak. Tujuan kami adil," tegas Lukashenko.
Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan bahwa Ukraina siap menandatangani perjanjian mineral dengan AS yang akan memberikan keuntungan bagi perusahaan-perusahaan AS.
Perjanjian mineral tersebut diusulkan oleh Presiden AS Donald Trump sebagai imbalan dari Ukraina atas bantuan militer yang diberikan AS selama perang dengan Rusia.
Pada bulan lalu, Trump menyatakan tekadnya untuk menengahi perundingan antara Rusia dan Ukraina.
Baca juga: Zelensky: Pernyataan Putin Manipulatif soal Setujui Gencatan Senjata 30 Hari
Perwakilan Rusia bertemu dengan perwakilan AS di Riyadh Arab Saudi pada pertengahan Februari lalu, kemudian delegasi AS bertemu dengan delegasi Ukraina di Jeddah Arab Saudi pada pekan lalu.
Lukashenko mengatakan baik Eropa maupun Ukraina akan tamat jika Rusia membuat kesepakatan dengan Amerika Serikat.
Presiden Belarus juga mengklaim Rusia dan AS akan memegang nasib Eropa di tangan mereka selama pembicaraan untuk mengakhiri konflik Ukraina.
Mengenai pembicaraan Rusia-Belarusia, Putin mengumumkan bahwa perjanjian jaminan keamanan antara kedua negara mulai berlaku pada 13 Maret 2025.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.