Sabtu, 4 Oktober 2025

Sosok Kelompok Tentara Pembebasan Balochistan atau BLA, Dalang di Balik Pembajak Kereta di Pakistan

BLA merupakan kelompok separatis yang beroperasi di provinsi Balochistan, wilayah yang memiliki sejarah panjang ketegangan dengan pemerintah Pakistan.

|
Youtube/Times Now India
KERETA PAKISTAN DIBAJAK - Tangkap layar tayangan akun Youtube Times Now India saat tentara Pakistan mengevakuasi sandera pembajakan kereta api oleh Balochistan Liberation Army (BLA) pada Rabu dini hari (12/3/2025). BLA merupakan kelompok separatis yang beroperasi di provinsi Balochistan, wilayah yang memiliki sejarah panjang ketegangan dengan pemerintah Pakistan. 

TRIBUNNEWS.COM - Belum lama ini, terjadi aksi pembajakan kereta api, Jaffar Express di Pakistan.

Aksi dramatis itu dilakukan tak lain oleh Kelompok Tentara Pembebasan Balochistan (BLA).

BLA merupakan kelompok separatis yang beroperasi di provinsi Balochistan, wilayah yang memiliki sejarah panjang ketegangan dengan pemerintah Pakistan.

Pasukan keamanan Pakistan berhasil menggagalkan pembajakan yang dilakukan oleh BLA.

Pada Selasa (11/3/2025), pasukan keamanan Pakistan telah menyelamatkan 346 penumpang.

Profil dan Sosok Kelompok Tentara Pembebasan Balochistan (BLA)

BLA didirikan pada akhir 1990-an.

Kelompok Tentara Pembebasan Balochistan berkomitmen untuk memperjuangkan kemerdekaan penuh bagi Balochistan.

Wilayah ini dikenal kaya akan sumber daya alam.

Meski demikian, sebagian besar penduduknya hidup dalam kemiskinan.

Kelompok ini tidak hanya melakukan serangan militer tetapi juga menargetkan warga negara asing, termasuk warga negara Tiongkok, terhitung dalam beberapa tahun terakhir.

Baca juga: 346 Sandera Diselamatkan dari Kereta yang Dibajak di Pakistan

Balochistan, provinsi terbesar di Pakistan, memiliki sejarah ketidakpuasan terhadap pemerintah pusat.

Warga daerah tersebut menganggap pemerintah mengeksploitasi sumber daya alam  tanpa memberikan keuntungan yang cukup bagi rakyat Baloch.

Protes ini telah berkembang menjadi pemberontakan separatis sejak Balochistan dianeksasi oleh Pakistan pada tahun 1948, hanya setahun setelah pemisahan dengan India.

Pembentukan BLA terjadi pada akhir 1990-an hingga awal 2000-an.

Kelompok ini awalnya dipimpin oleh Balach Marri, yang berasal dari keluarga nasionalis Baloch.

Pemimpin-pemimpin penting kelompok ini, seperti Nawab Akbar Bugti meninggal dunia pada tahun 2006 dan Balach Marri pada tahun 2007.

Pemimpin Utama BLA

Pemimpin utama BLA saat ini adalah Bashir Zaib Baloch,.

Dia mengambil alih setelah Aslam Baloch terbunuh pada 2018.

Bashir Zaib, yang berasal dari distrik Nushki di Balochistan mengubah strategi BLA dengan melibatkan taktik yang lebih agresif dan mengerahkan militan wanita dalam serangan, seperti yang terlihat dalam serangan bom bunuh diri oleh Shari Baloch pada 2022.

Selain itu, kelompok ini juga dipimpin oleh Hammal Rehan, yang mengawasi Brigade Majeed, pasukan bunuh diri BLA yang dikenal dalam serangan-serangan mereka.

Salah satu figur kunci lainnya adalah Rehman Gul Baloch, mantan pejabat militer Pakistan yang meningkatkan kemampuan tempur BLA dan memungkinkan kelompok ini melakukan operasi skala besar.

Motivasi dan Tuntutan BLA

Tuntutan utama BLA adalah kemerdekaan Balochistan dari Pakistan.

Para pemimpin BLA mengklaim bahwa mereka berjuang untuk hak menentukan nasib sendiri bagi orang-orang Baloch yang merasa tertindas oleh kebijakan pemerintah Pakistan.

Pendanaan dan Rekrutmen

BLA mampu merekrut pejuang muda yang terdidik dan memiliki dukungan dari berbagai lapisan masyarakat Baloch.

Mereka sering kali menarik perhatian melalui media sosial, menyebarkan propaganda dan literatur yang menarik simpati terhadap perjuangan mereka.

Sumber pendanaan kelompok ini sebagian besar diperkirakan berasal dari kegiatan terlarang seperti penyelundupan, pemerasan, dan perdagangan narkoba, meskipun ada klaim bahwa India mungkin memberikan dukungan finansial.

Baca juga: Pembajakan Kereta di Pakistan, 58 Orang Tewas, 21 Diantaranya Penumpang yang Dijadikan Sandera

Taktik dan Peran Media

BLA telah mengasah taktik militer mereka dari serangan tabrak lari menjadi operasi berskala besar yang lebih terorganisir.

Kelompok ini juga sangat efektif dalam propaganda, menggunakan media sosial dan saluran media mereka untuk mempromosikan aktivitas militan mereka dan menarik rekrutan baru.

Mereka juga menargetkan warga negara asing, khususnya Tiongkok, yang terlibat dalam proyek-proyek ekonomi besar di Balochistan, seperti Koridor Ekonomi Tiongkok-Pakistan (CPEC).

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani) 

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved