Sabtu, 4 Oktober 2025

Khamenei Menantang Trump: Tawaran soal Perjanjian Nuklir AS-Iran yang Baru Adalah Tipuan

Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei menantang Presiden AS Donald Trump, sebut tawaran Trump soal perjanjian nuklir AS-Iran adalah tipuan.

X Khamenei/@khamenei_ir
ALI KHAMENEI - Foto ini diambil dari akun X Khamenei pada Kamis (13/3/2025) memperlihatkan Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei, bertemu dengan sejumlah pimpinan dan fakultas Universitas Shahid Motahari di Teheran pada 3 Juli 2024. Pada Rabu (12/3/2025), Khamenei menyampaikan pidato yang menantang keinginan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk negosiasi perjanjian nuklir yang baru. 

TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei, menyinggung ancaman Amerika Serikat (AS) yang mendesak Iran untuk melakukan negosiasi perjanjian nuklir.

Khamenei mengatakan tawaran AS hanya tipuan dan menegaskan AS tidak berhak mencegah Iran untuk memiliki senjata nuklir.

"Kami tidak menginginkan senjata nuklir, dan kami juga tidak berusaha memilikinya. Kami telah menjelaskan alasannya sebelumnya," kata Ali Khamenei dalam pertemuan dengan para mahasiswa di Iran, Rabu (12/3/2025).

"Jika kami ingin memperoleh senjata nuklir, Amerika Serikat tidak akan mampu mencegah kami melakukannya," lanjutnya.

Pekan lalu, Presiden AS Donald Trump mengatakan dia telah mengirim surat kepada Khamenei yang mengusulkan perundingan nuklir yang baru antara AS dan Iran.

Selain itu, Trump juga memperingatkan Iran dengan mengatakan, "Ada dua cara untuk menangani Iran: secara militer, atau Anda membuat kesepakatan."

Khamenei: Tawaran Trump adalah Tipuan

Ali Khamenei mengatakan tawaran Donald Trump untuk berunding adalah tipuan.

Beberapa pihak mendesak pemerintah Iran untuk melakukan negosiasi perjanjian nuklir dengan AS, namun Khamenei menegaskan pemerintah Iran memiliki alasannya.

Menurutnya, bernegosiasi dengan AS hanya akan berakhir dengan peningkatan tekanan terhadap Iran.

"Saya ingin menegaskan bahwa jika tujuan negosiasi adalah mencabut sanksi, maka bernegosiasi dengan pemerintahan AS tidak akan mengarah ke sana. Sebaliknya, hal itu akan membuat sanksi menjadi lebih rumit dan meningkatkan tekanan," katanya.

Baca juga: Presiden Iran Pezeshkian Tolak Negosiasi dengan Trump: Lakukan Apa pun yang Anda Inginkan

Khamenei mengatakan pemerintah AS mengajukan tuntutan yang lebih tinggi dalam tawarannya terhadap Iran, sehingga membuat situasi menjadi lebih rumit.

"Apa gunanya bernegosiasi jika kita tahu dia tidak akan menepatinya," kata Khamenei, merujuk pada perjanjian nuklir internasional tahun 2015 yang ditarik Trump setelah mengecamnya karena terlalu lunak terhadap Iran.

"Kami duduk dan bernegosiasi selama beberapa tahun, dan orang ini (Trump) mengambil perjanjian yang telah diselesaikan, difinalisasi, dan ditandatangani dari meja perundingan dan merobeknya," lanjutnya.

"Oleh karena itu, undangan untuk bernegosiasi ... adalah penipuan opini publik," kata Khamenei, seperti diberitakan Iran International.

Ia dengan tegas menolak tawaran baru Trump untuk negosiasi perjanjian nuklir yang baru.

Iran akan Merespons Jika AS Melakukan Tindakan Militer

Dalam pidatonya, Khamenei juga menyinggung soal ancaman Trump yang memberikan dua pilihan kepada Iran, yaitu opsi militer atau diplomasi.

"Ancaman Amerika Serikat akan opsi militer tidak rasional, karena perang tidak akan melibatkan serangan langsung ke satu pihak," katanya.

Khamenei mengatakan dia belum melihat surat tersebut, namun menegaskan bahwa Iran tidak mencari perang dan akan melawan jika diserang.

"Jika Amerika Serikat dan antek-anteknya melakukan tindakan bodoh terhadap kita, tanggapan Iran akan tegas dan pasti," katanya, seperti diberitakan Al Mayadeen.

Ia menegaskan AS akan paling menderita dalam perang semacam itu dan menekankan Iran mampu memberikan respons yang tepat.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved