Rodrigo Duterte Ditangkap
Wapres Filipina Sara Duterte Terbang ke Den Haag, Upaya Membela Ayahnya di ICC
Wakil presiden Filipina yang juga merupakan putri Rodrigo Duterte yaitu Sara Duterte menyusul sang ayah ke Den Haag pada hari Rabu (12/3/2025).
TRIBUNNEWS.COM - Wakil presiden Filipina yang juga merupakan putri Rodrigo Duterte yaitu Sara Duterte menyusul sang ayah ke Den Haag, Belanda pada hari Rabu (12/3/2025).
Rodrigo Duterte ditangkap pada hari Selasa (11/3/2025) atas tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan berdasarkan surat perintah dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).
Setelah ditangkap saat di Bandara Manila, Duterte diterbangkan ke Den Haag, Belanda.
Tak lama setelah itu, sang putri, Sara mengatakan bahwa dirinya akan terbang ke Belanda untuk membela sang ayah.
Hal tersebut dikonfirmasi oleh kantor Sara, di mana wapres Filipina ini pada pagi hari telah dijadwalkan berangkat ke Amsterdam.
Kantor berita Rappler melaporkan bahwa kedatangan Sara ke Den Haag adalah untuk bertemu tim hukum yang akan membantu proses ayahnya di pengadilan ICC.
Sara merasa tidak terima sang ayah ditangkap ICC dan dibawa ke Den Haag secara paksa.
Menurutnya, penangkapan sang ayah adalah upaya penindasan dan penganiayaan.
“Ini adalah penghinaan yang nyata terhadap kedaulatan kami dan penghinaan terhadap setiap warga Filipina yang percaya pada kemerdekaan negara kami,” kata Sara, dikutip dari Al Jazeera.
Tak hanya Sara, putri bungsu Duterte, Veronica Duterte juga berupaya untuk membantu sang ayah.
Menurut mantan kepala penasihat hukum Duterte, Salvador Panelo, Veronica mengajukan permintaan habeas corpus ke Mahkamah Agung Filipina.
Ini bertujuan agar sang ayah dapat dipulangkan kembali ke Filipina.
Baca juga: Hakim ICC Seret Rodrigo Duterte ke Belanda Untuk Diadili Atas Dugaan Pembunuhan Massal
Salah satu pengacara Duterte, Silvestre Bello juga mengatakan bahwa tim hukum akan segera bertemu untuk mengetahui keberadaan mantan presiden Filipina ini saat di Den Haag.
Bello juga berusaha untuk mencari akses agar dapat bertemu dengan Duterte.
"Hal pertama yang akan kami lakukan adalah mencari tahu ke mana tepatnya mantan presiden itu akan dibawa, sehingga kami tahu ke mana kami harus pergi, karena dia akan membutuhkan bantuan hukum," kata Bello.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.