Rodrigo Duterte Ditangkap
Tangis Haru Keluarga Korban Perang Narkoba Sambut Penangkapan Duterte
Pada hari Selasa (11/3/2025) yang penuh haru, anggota keluarga dari para korban perang narkoba berkumpul merayakan penangkapan Duterte.
Penulis:
Farrah Putri Affifah
Editor:
Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Pada hari Selasa (11/3/2025) yang penuh haru, anggota keluarga dari para korban perang narkoba yang dilancarkan oleh mantan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, berkumpul di Paroki Sacred Heart di pinggiran kota Manila untuk merayakan penangkapan Duterte.
Seperti diketahui, Duterte ditangkap atas tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Suasana penuh doa syukur bercampur dengan isak tangis pelan dari para wanita yang telah kehilangan suami dan anak laki-laki mereka dalam tindakan keras yang dilaksanakan selama masa kepemimpinan Duterte.
Para janda dan ibu-ibu yang kehilangan orang yang mereka cintai dengan hati-hati meletakkan foto-foto berbingkai suami dan anak-anak mereka yang telah meninggal di depan altar gereja.
Banyak dari korban tersebut adalah laki-laki miskin yang terjebak dalam perang melawan narkoba yang brutal.
Tindakan keras yang dilakukan pemerintah Duterte sejak 2016 hingga 2022 diperkirakan telah merenggut nyawa puluhan ribu orang, dengan sebagian besar korban adalah warga yang berasal dari kalangan ekonomi lemah.
Bagi para keluarga korban, penangkapan Duterte pada Selasa pagi oleh polisi yang bertindak berdasarkan perintah dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) dianggap sebagai "doa yang terjawab."
Menurut keluarga korban, penangkapan ini bukan hanya sebuah kemenangan, tetapi juga simbol bahwa keadilan akhirnya akan tercapai setelah bertahun-tahun berjuang mencari kebenaran dan keadilan atas tindakan yang telah merenggut nyawa orang-orang tercinta mereka.
Seorang pendeta Katolik yang juga merupakan penentang keras kebijakan perang melawan narkoba, Pastor Flaviano Villanueva mengenang dalam homilinya tentang penderitaan yang dirasakan oleh para keluarga korban yang telah menunggu keadilan yang seolah tak kunjung datang.
Villanueva mengibaratkan berita penangkapan Duterte sebagai pembukaan kembali sel penjara yang telah lama tertutup.
Dalam pernyataannya, ia berharap bahwa penangkapan ini dapat menjadi langkah awal dalam penyembuhan total bagi negara Filipina, dan bahwa orang-orang akan mengingat bahwa pada akhirnya, keadilan akan menang.
"Saya berharap penangkapan ini akan membuka jalan bagi penyembuhan total negara kita, agar orang-orang mengingat bahwa keadilan akan menang," kata Villanueva kepada AFP setelah khotbahnya, dikutip dari Barron's.
Baca juga: Rodrigo Duterte Ditangkap, ICC Jebloskan Mantan Presiden Filipina ke Penjara Quezon City
Salah satu dari mereka yang merasa lega dengan penangkapan Duterte adalah Luzviminda Dela Cruz.
Dela Cruz adalah seorang ibu yang putranya berusia 19 tahun dibunuh oleh polisi setelah penggerebakan di rumah kerabat mereka pada tahun 2017.
Ia merasa bahwa dengan penangkapan Duterte, ia akhirnya merasakan bahwa putranya mendapatkan keadilan yang seharusnya didapatkan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.