Rabu, 1 Oktober 2025

Konflik Iran Vs Israel

Israel Pasang Mata, Operasi Zolfaqar 1403 Ungkap Iran Punya Pangkalan Baru Rudal Bawah Tanah

Israel memasang status kesiagaan tinggi atas latihan perang skala besar Iran, Zolfaqar 1403 yang mengungkap pangkalan baru rudal bawah tanah Teheran.

mna/tangkap layar
RUDAL BALISTIK - Tangkap layar dari MNA, Jumat (7/3/2025) yang menunjukkan peluncuran rudal Balistik militer Iran dari sebuah pangkalan rudal bawah tanah di negara tersebut. Kekuatan ini dipamerkan Iran dalam latihan perang bertajuk Zolfaqar 1403 yang dipantau serius oleh Israel, musuh utama Iran. 

Latihan gabungan ini dianggap sebagai unjuk kekuatan terhadap Teheran selama masa ketegangan.

"Latihan tersebut difokuskan pada koordinasi operasional antara kedua militer untuk "meningkatkan kemampuan mereka dalam mengatasi berbagai ancaman regional," tambah IDF, dikutip dari Xinhua News.

Latihan tersebut dilakukan pada saat yang sensitif di Timur Tengah.

Di mana gencatan senjata Israel-Hamas masih belum ada kesepakatan hingga saat ini.

Sementara Israel mengancam akan menargetkan fasilitas nuklir Iran dengan potensi dukungan AS.

Dukungan AS yang diberikan untuk Israel dalam menyerang fasilitas nuklir Iran sempat diungkapkan oleh Presiden Trump pada bulan Februari, lalu.

Baca juga: Israel Digelontor Senjata AS, Pakar-Pakar Rudal Rusia Kunjungi Iran

Ia mengatakan lebih suka membuat kesepakatan dengan Iran tentang non-nuklir.

Namun jika tidak berhasil, ia mengancam akan mengebom Iran.

Pada hari Kamis, Reuters melaporkan bahwa pemerintahan Trump sedang mempertimbangkan rencana untuk menghentikan dan memeriksa kapal tanker minyak Iran di laut.

Ini mengacu pada perjanjian internasional yang bertujuan untuk mencegah perdagangan senjata pemusnah massal.

Trump mengatakan bahwa pihaknya akan menggunakan Inisiatif Keamanan Proliferasi 2003 untuk mencoba dan menghentikan ekspor minyak Iran.

Trump telah berjanji untuk kembali melakukan kampanye "tekanan maksimum" terhadap Iran.

Ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat semakin meningkat setelah pada 2018, di bawah pemerintahan Donald Trump.

Di mana saat itu Trump menarik diri dari perjanjian nuklir 2015 yang membatasi pengembangan nuklir Iran

Perjanjian tersebut berisi tentang perjanjian Iran dan negara-negara besar dunia, termasuk Prancis, Inggris, dan Jerman untuk  mencapai kesepakatan yang meringankan sanksi internasional terhadap Teheran dengan imbalan pembatasan program nuklirnya.

Teheran mematuhi kesepakatan tersebut hingga Washington menarik diri, tetapi kemudian mulai membatalkan komitmennya.

 

(oln/presstv/mna/*)

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved