Rabu, 1 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Gaza 'Kiamat' Pangan, PBB: Stok Makanan Hanya Cukup untuk 2 Minggu

PBB melaporkan bahwa warga Gaza terancam mengalami kiamat pangan akibat stok makanan yang tersisa hanya cukup untuk menjaga dapur umum selama 2 pekan

Tangkap layar YouTube Al Jazeera English
WARGA GAZA BUKBER. - Foto merupakan tangkap layar dari YouTube Al Jazeera English yang diambil pada Minggu (2/3/2025), menunjukkan momen warga Gaza berbuka puasa di tengah reruntuhan. PBB melaporkan bahwa warga Gaza terancam mengalami 'kiamat' pangan akibat stok makanan yang tersisa hanya cukup untuk menjaga dapur umum selama 2 pekan 

TRIBUNNEWS.COM – Program Pangan Dunia (WFP) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan, warga Gaza terancam mengalami 'kiamat' pangan akibat krisis bahan pangan.

Dalam keterangan resmi yang dikutip dari Arab News, stok bahan makanan yang tersimpan di gudang PBB saat ini hanya cukup untuk menjaga dapur umum selama kurang dari dua minggu, 

Hal tersebut disampaikan PBB usai Israel memblokade bantuan kemanusiaan dan impor bahan pangan yang  masuk ke Jalur Gaza.

Israel juga turut melakukan pemblokiran akses bahan bakar, obat-obatan, dan persediaan penting lainnya.

PM Israel, Benjamin Netanyahu berdalih pemblokiran dilakukan untuk menekan Hamas agar menyetujui usulan utusan Presiden AS Donald Trump, Steve Witkoff terkait perpanjangan gencatan senjata.

Dalam persyaratan tersebut, AS dan Israel menginginkan agar tahap pertama gencatan senjata yang berakhir pada 1 Maret 2025 diperpanjang hingga Paskah.

Namun Hamas menolak perpanjangan sementara karena mereka merasa bahwa proposal tersebut tidak memenuhi tujuan utama dalam hal pembebasan Palestina.

Dalam konteks ini, Hamas lebih memilih untuk melanjutkan perjuangan secara langsung, tanpa kompromi yang dirasa merugikan posisi.

Hamas bersikeras, negosiasi harus segera berlanjut ke fase kedua yaitu mencakup penghentian perang secara permanen dan penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza.

"Satu-satunya cara untuk mencapai stabilitas di kawasan tersebut dan pemulangan para tahanan adalah dengan menyelesaikan pelaksanaan perjanjian dimulai dengan pelaksanaan fase kedua," kata pemimpin Hamas, Mahmoud Mardawi.

Baca juga: Gaza Krisis Pangan Akut, Warga Berebut Minum Air Limbah hingga Balita Terpaksa Puasa

Perselisihan inilah yang membuat kesepakatan gencatan senjata tahap satu berakhir, Israel yang murka lantas menghentikan masuknya semua barang dan pasokan bantuan ke Jalur Gaza mulai dari Minggu (2/3/2025).

Harga Makanan di Gaza Melonjak 100 Persen

Blokade yang dilakukan Israel mengganggu rantai pasokan dan distribusi makanan di Gaza sehingga menyebabkan kelangkaan pangan.

Ketika akses ke Gaza dibatasi, pasokan pangan menjadi terbatas, sementara permintaan tetap tinggi.

Hal ini menyebabkan harga pangan melonjak dan tidak terjangkau bagi sebagian besar penduduk Gaza yang sudah hidup dalam kemiskinan.

Menurut laporan PPB, harga tepung dan sayur-sayuran di Jalur Gaza saat ini mengalami lonjakan tajam, meroket lebih dari 100 kali lipat.

Sementara harga telur melesat naik hingga 150 persen akibat risalah Netanyahu.

Hal tersebut bahkan dikonfirmasi langsung oleh pembeli dan pekerja bantuan, yang melaporkan harga barang-barang pokok di Gaza melonjak meski ada upaya dari pihak berwenang untuk menjaganya tetap stabil.

Belala al-Helou, seorang penjual di Gaza mengatakan, selama penyeberangan Gaza ditutup, harga pangan naik dan semakin meningkat.

"Harga-harga naik dan orang-orang panik tentang persediaan makanan," ucapnya sebagaimana dikutip dari AFP.

"Hari ini satu kilo gula harganya 10 shekel atau 12 shekel, naik lebih dari dua kali lipat harga sebelum perang,” imbuhnya

Hal senada juga dilontarkan pembeli lain, Adly al-Ghandour yang mengatakan harga telah naik 80 persen, dan jika penyeberangan tetap ditutup, harga akan naik 200 persen.

Hamas Sidak Pasar

Mengantisipasi terjadi lonjakan harga yang kian mencekik di tengah meningkatnya angka kemiskinan di Gaza, para polisi Hamas mulai dikerahkan untuk memperingatkan pedagang agar tidak menaikkan harga.

Mereka mendesak warga untuk melaporkan pelanggaran yang dilakukan para pedagang.

Apabila para pedagang nekat melanggar perintah tersebut maka polisi Hamas akan menahan dan menginterogasi para pedagang.

Mereka juga akan menyita perbekalan yang kemudian dijual kembali dengan harga lebih rendah dari harga yang dipatok sebelumnya.

(Tribunnews.com/Namira)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved