Konflik Palestina Vs Israel
Pemimpin Arab Setujui Rencana Mesir untuk Rekonstruksi Gaza, Israel, dan AS Menolak
Hasil KTT Arab menyetujui rencana Mesir rekonstruksi Jalur Gaza tanpa menggusur penduduknya. Israel dan AS menolak usulan Mesir.
TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin negara-negara Arab menyetujui rencana Mesir untuk merekonstruksi Jalur Gaza dalam pernyataan bersama pada akhir pertemuan puncak darurat Arab di Kairo, Mesir pada Selasa (4/3/2025).
Pernyataan akhir tersebut fokus pada beberapa poin terkait rekonstruksi Jalur Gaza tanpa mengusir penduduk Palestina.
"Pernyataan itu menjelaskan rencana untuk membangun kembali Jalur Gaza bertujuan untuk menjaga Jalur Gaza dan Tepi Barat di bawah satu otoritas."
"Selain itu, mereka menekankan prioritas penyelesaian gencatan senjata di Gaza, mengingat wilayah tersebut menghadapi tantangan besar," lapor Al Mayadeen mengutip pernyataan tersebut.
Pernyataan tersebut juga menekankan posisi negara-negara Arab yang menolak upaya Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menggusur rakyat Palestina dari Jalur Gaza.
Selain itu, mereka mendukung terwujudnya visi solusi dua negara.
Negara-negara Arab juga menyatakan dukungan terhadap rencana senilai 53 miliar dolar untuk rekonstruksi Jalur Gaza yang diperkirakan akan berlangsung selama lima tahun.
Kesimpulan pertemuan puncak tersebut disambut baik oleh Hamas, tapi ditolak oleh Israel dan mendapat tanggapan setengah hati dari AS.
Setelah pertemuan itu, Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi menyampaikan apresiasinya atas dukungan negara-negara Arab untuk rencana rekonstruksi Jalur Gaza tanpa mengusir penduduknya.
"Kami berharap dapat bekerja sama dengan Trump, negara-negara Arab lainnya dan masyarakat internasional untuk penyelesaian masalah ini secara menyeluruh dan adil, mengakhiri akar penyebab konflik Israel-Palestina, menjamin keamanan dan stabilitas rakyat di kawasan itu dan mendirikan Negara Palestina," kata El-Sisi.
Sementara itu Menteri Luar Negeri Mesir, Badr Abdel Aati mengatakan, negara-negara Arab telah menyepakati tokoh-tokoh yang akan memimpin komite yang menangani pengelolaan Jalur Gaza selama periode 6 bulan.
Komite tersebut bersifat independen dan terdiri dari tokoh-tokoh “teknokrat” non-faksi yang bekerja di bawah naungan pemerintah Palestina.
Baca juga: Pemimpin Arab Kumpul Bahas Gaza, Rencana Mesir Sejalan Israel, Hamas: Kami Siap Perang Lagi
Israel dan AS Menolak Rencana Mesir
Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan rencana Mesir gagal mengatasi realitas situasi.
Israel mengecam negara-negara Arab yang tidak menyebutkan serangan Hamas atau mengecam mereka.
Selain itu, kementerian tersebut menegaskan dukungan Israel terhadap rencana Donald Trump untuk mengusir penduduk Jalur Gaza dan mengambil alih kawasan tersebut, seperti diberitakan The Times of Israel.
Sebelumnya, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, Brian Hughes menolak usulan Mesir tersebut sebagai sesuatu yang tidak bisa dilaksanakan.
Ia mengatakan kondisi Jalur Gaza yang hancur tidak dapat dihuni dan penduduknya harus dipindahkan sebelum melakukan rekonstruksi.
"Mereka tidak dapat hidup secara manusiawi di wilayah yang tertutup puing-puing dan persenjataan yang belum meledak," kata Hughes, Selasa.
Ia menegaskan AS menantikan pembicaraan lebih lanjut dengan negara-negara Arab mengenai usulan Donald Trump sebelumnya.
Pada Januari lalu, Donald Trump mengusulkan agar penduduk Jalur Gaza dipindahkan ke luar kawasan tersebut, kemudian AS melakukan rekonstruksi dan mengambil alih Jalur Gaza.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.