Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Pemimpin Druze Lebanon Peringatkan Adanya Rencana Israel untuk Menyabotase dan Memecah Belah Suriah

Seorang pemimpin Druze terkemuka di Lebanon pada hari Minggu memperingatkan tentang rencana Israel untuk memecah belah Suriah

Editor: Muhammad Barir
The Times of Israel
KOMUNITAS DRUZE - Foto yang diambil dari The Times of Israel tanggal 28 Februari 2025 memperlihatkan Kota Hurfeish di Israel yang ditinggali oleh banyak komunitas Druze. Israel mempertimbangkan untuk menerima warga Suriah dari komunitas Druze untuk bekerja di Israel. 

Pemimpin Druze Lebanon Peringatkan Adanya Rencana Israel untuk Menyabotase dan Memecah Belah Suriah

TRIBUNNEWS.COM- Seorang pemimpin Druze terkemuka di Lebanon pada hari Minggu memperingatkan tentang rencana Israel untuk memecah belah Suriah berdasarkan garis sektarian dan menciptakan kekacauan di tengah bentrokan antara pasukan keamanan pemerintah Suriah dan unit pertahanan diri Druze setempat di pinggiran kota Damaskus, Jaramana.

Peringatan ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan sektarian dan bentrokan antara pasukan keamanan Suriah yang dipimpin HTS dan unit pertahanan diri Druze di pinggiran kota Damaskus, Jaramana.

"Orang-orang Suriah yang bebas harus berhati-hati terhadap rencana Israel," kata pemimpin veteran Druze, Walid Jumblatt, dalam konferensi pers hari Minggu.

"Di Suriah, ada rencana sabotase. Ada rencana sabotase di kawasan itu dan terhadap keamanan nasional Arab," tambah Jumblatt.

Jumblatt mengatakan dia berencana mengunjungi Suriah, menyusul bentrokan akhir pekan antara militan dari pemerintah Suriah yang dipimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS) dan unit pertahanan diri Druze di pinggiran kota Damaskus, Jaramana.

Jaramana, yang didominasi oleh minoritas agama Druze Suriah, adalah rumah bagi sekitar tiga juta warga Suriah, termasuk umat Kristen dan Muslim Sunni yang mengungsi dari bagian lain negara itu selama perang 14 tahun yang dimulai pada tahun 2011.

Sejak HTS menggulingkan Presiden Bashar al-Assad dan mengambil alih kekuasaan di Damaskus pada bulan Desember, mereka tidak diizinkan untuk mengerahkan pasukan mereka ke Jaramana. 

Kota tersebut malah dilindungi oleh unit pertahanan diri Druze setempat yang mengoperasikan pos pemeriksaan di pintu masuknya.

Namun pada hari Jumat, dua anggota pasukan keamanan Suriah yang dipimpin HTS memasuki Jaramana dan menembaki orang-orang bersenjata Druze

Pihak Druze membalas tembakan, menewaskan satu militan HTS, menurut sumber lokal.

Dalam insiden lain di Jaramana pada hari yang sama, seorang militan HTS menikam seorang pria Druze dengan pisau. 

Pria yang terluka dibawa ke Rumah Sakit Mujtahid di Damaskus, sumber tersebut menambahkan.

Pada hari Sabtu, pemerintah yang dipimpin HTS mengirim bala bantuan untuk mendirikan penghalang di sekitar Jaramana, menuntut agar Druze melucuti senjata dan menghapus pos pemeriksaan mereka.

Hussam Tahan, Direktur Keamanan HTS di provinsi pedesaan Damaskus, menyatakan, “Pasukan kami telah mulai dikerahkan ke dalam kota Jaramana setelah mereka yang terlibat dalam pembunuhan martir 'Ahmed al-Khatib,' yang bekerja di Kementerian Pertahanan, menolak untuk menyerahkan diri. Kami akan berusaha menangkap mereka dan mengadili mereka.”

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved