Konflik Rusia Vs Ukraina
Putin: AS Tak Memihak Rusia dan Kami Ingin Ukraina Jadi Negara Bersahabat
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Presiden AS Donald Trump tidak memihak Rusia. Putin juga ingin Ukraina jadi negara bersahabat bagi Rusia.
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin menekankan posisi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bukanlah untuk kepentingan Rusia, tetapi untuk kepentingan Ukraina.
Putin mengatakan dalam pernyataannya, Donald Trump ingin memperbaiki situasi politik di Ukraina dan menciptakan kondisi untuk kelangsungan hidupnya.
"Menurut saya, posisi Presiden AS (Donald Trump) tidak ada hubungannya dengan fakta bahwa ini adalah kepentingan kita, kepentingan Rusia," kata Putin saat menjawab pertanyaan jurnalis VGTRK, Pavel Zarubin, Senin (24/2/2025).
“Hal ini kemungkinan besar dilakukan demi kepentingan Ukraina, negara Ukraina, dengan tujuan mempertahankan status kenegaraan Ukraina," lanjutnya.
Putin mengatakan Rusia tidak menentang upaya untuk mengakhiri perang Ukraina, namun ia ingin memastikan bahwa Ukraina tidak menjadi wilayah yang akan menjadi batu loncatan untuk menyerang Rusia.
Pernyataan ini merujuk pada upaya Ukraina sebelumnya untuk bergabung dengan NATO, yang jika disetujui maka akan menempatkan NATO berada lebih dekat dengan Rusia.
Putin menyatakan harapannya agar Ukraina menjadi negara yang bersahabat dengan Rusia.
“Kami juga tidak menentang hal ini. Meskipun, tentu saja, kami tidak ingin wilayah ini (Ukraina) digunakan sebagai batu loncatan untuk menyerang Federasi Rusia, tidak digunakan sebagai batu loncatan untuk memusuhi kami. Sehingga pada akhirnya berubah menjadi negara tetangga yang bersahabat,” tegas Putin.
Menyinggung situasi di garis depan, Putin mengatakan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memberikan perintah tidak masuk akal yang menyebabkan kerugian besar yang tidak dapat dibenarkan.
"Dia (Zelensky) menjadi racun bagi masyarakat secara keseluruhan," kata Putin, seperti diberitakan RIA Novosti.
“Hal ini dibuktikan dengan pemungutan suara hari ini di Rada untuk memperluas kekuasaannya,” tegasnya.
Baca juga: AS Gabung Rusia, Pertama Kali Tolak Resolusi PBB yang Kutuk Moskow dalam Perang Ukraina
Putin yakin bahwa jika pemilihan presiden diumumkan di Ukraina, Volodymyr Zelensky tidak memiliki peluang untuk terpilih kembali.
Negosiasi Rusia-AS
Perwakilan Rusia sebelumnya bertemu dengan perwakilan AS di Riyadh, Arab Saudi, pada Selasa (18/2/2025) untuk membahas hubungan bilateral, usulan Trump soal upaya mengakhiri perang Rusia-Ukraina dan negosiasi lainnya.
Putin mengatakan, Rusia dan AS melakukan negosiasi terkait pengeluaran pertahanan kedua negara yang akan dikurangi 50 persen melalui kesepakatan bersama.
“Kita bisa mencapai kesepakatan dengan Amerika Serikat – Amerika Serikat akan memangkas [pengeluaran pertahanan] sebesar 50 persen, dan kami akan memangkas sebesar 50 persen. Dan Republik Rakyat Tiongkok (China) akan bergabung jika menginginkannya. Kami rasa usulan itu bagus dan kami siap membahasnya,” kata Putin.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.