Konflik Palestina Vs Israel
Putra Wali Kota Aita al-Shaab Lebanon Tewas dalam Serangan Drone Israel
Putra wali kota Aita al-Shaab, sebuah kota di Lebanon selatan, tewas dalam serangan drone yang dilakukan oleh Israel.
TRIBUNNEWS.COM - Pada Rabu (19/2/2025), putra wali kota Aita al-Shaab, sebuah kota di Lebanon selatan, tewas dalam serangan drone yang dilakukan oleh Israel.
Serangan ini, terjadi hanya satu hari setelah Israel mundur dari wilayah perbatasan Lebanon-Israel, sesuai dengan kesepakatan gencatan senjata.
Menurut laporan Kantor Berita Nasional (NNA) milik pemerintah Lebanon, drone Israel menyerang sebuah kendaraan di kota Aita al-Shaab.
Korban tewas dalam serangan ini adalah Yusuf Mohammed Sorour, putra wali kota, yang sedang duduk di mobilnya di depan rumahnya, seperti yang dilaporkan oleh Al Jazeera.
Serangan ini merupakan bagian dari serangkaian ketegangan yang terjadi setelah sebagian besar pasukan Israel mundur dari Lebanon selatan.
Di tempat lain, pasukan Israel juga dilaporkan menembaki rumah-rumah di dekat kota Shebaa dan melepaskan tembakan di wilayah Wazzani.
Tembakan tersebut, mengakibatkan seorang warga terluka saat memeriksa restoran dan kafe di daerah itu.
Meskipun gencatan senjata yang tercapai pada November 2024 menghentikan permusuhan antara Israel dan Hizbullah, ketegangan di perbatasan tetap tinggi.
Pasukan Lebanon dan pasukan penjaga perdamaian PBB telah dikerahkan setelah Israel menarik sebagian besar pasukannya dari Lebanon selatan, meskipun Israel masih mempertahankan kehadirannya di beberapa titik strategis.
Presiden Lebanon, Joseph Aoun, menegaskan Lebanon menganggap kehadiran pasukan Israel sebagai bentuk pendudukan dan menuntut penarikan penuh pasukan Israel dari wilayah tersebut.
Sementara itu, Israel memperingatkan akan mempertahankan kebebasan penuh dalam bertindak secara militer jika ada pelanggaran terhadap gencatan senjata.
Baca juga: Prancis Usul UNIFIL Ambil Alih 5 Posisi untuk Ganti Pasukan Israel di Lebanon, Israel Harus Mundur
Serangan ini meningkatkan ketidakpastian terkait implementasi kesepakatan gencatan senjata yang rapuh, dengan Israel terus melancarkan serangan sporadis meskipun ada perjanjian perdamaian.
Prancis Desak Penarikan Penuh Pasukan Israel dari Lebanon
Prancis desak penarikan skala penuh pasukan Israel dari Lebanon setelah batas waktu yang ditentukan dalam gencatan senjata pada Selasa (18/2/2025).
Kementerian Luar Negeri Prancis mengeluarkan pernyataan yang mendesak otoritas Israel dan pihak terkait untuk merespons usulan tersebut demi memastikan penarikan penuh pasukan Israel.
Desakan ini, muncul setelah Israel secara sepihak memilih untuk tetap menduduki lima posisi di utara Garis Biru yang membatasi perbatasan Israel dengan Lebanon, yang seharusnya dibebaskan sejak 2006.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.