Imbas Kecelakaan Beruntun, Industri Penerbangan AS Serukan Langkah Darurat untuk Lalu Lintas Udara
maskapai yang turut memberikan dukungan dalam surat tersebut antara lain American Airlines, Delta Air Lines, hingga United Airlines
TRIBUNNEWS.COM - Kecelakaan pesawat Delta Airlines Rute 4819 di Bandara Internasional Toronto Pearson, Kanada pada Senin (17/2/2025) lalu menambah daftar panjang insiden penerbangan oleh maskapai asal Amerika Serikat (AS) dalam beberapa waktu belakangan ini.
Sebelumnya, publik AS juga digegerkan dengan insiden tabrakan American Airlines dan Helikopter Black Hawk pada 29 Januari 2025 lalu dan jatuhnya pesawat jenis Learjet 55 bermesin di area permukiman padat penduduk Philadelphia, AS, pada 31 Januari 2025.
Menanggapi rentetan insiden tersebut, sejumlah pelaku industri penerbangan di AS pun menuntut adanya langkah darurat guna menanggapi kejadian memilukan ini.
Hal ini terlihat dari tuntutan sejumlah organisasi seperti Airlines for America, Aerospace Industries Association, International Air Transport Association, serta berbagai serikat pekerja penerbangan yang mendesak Kongres AS untuk bertindak pada hari Rabu waktu setempat (19/2/2025).
Dikutip dari Reuters, mereka secara kompak menyerukan "pendanaan darurat yang kuat" dari Kongres untuk teknologi dan tenaga kerja pengendali lalu lintas udara guna menjawab kekhawatiran yang terjadi akibat serangkaian kecelakaan penerbangan oleh maskapai asal AS belakangan ini.
Melalui surat terbuka yang disampaikan tersebut, mereka juga memaparkan kendala yang dialami oleh Badan Administrasi Penerbangan AS (FAA).
Di surat tersebut, dijabarkan bahwa FAA memiliki masalah terkait kebutuhan teknologi yang serius serta kurangnya personel pengendali lalu lintas udara dari target jumlah tenaga kerja yang ideal.
"Kami harus mendukung perekrutan dan pelatihan tenaga kerja pengendali lalu lintas udara, memodernisasi, serta menerapkan fasilitas dan peralatan pengendali lalu lintas udara mutakhir," bunyi surat yang juga dibagikan ke publik tersebut.
Sejumlah maskapai dan produsen perangkat sektor penerbangan di AS juga turut mendukung tuntutan kepada Kongres AS tersebut.
Dikutip dari Reuters, maskapai dan perusahaan penerbangan yang turut memberikan dukungan dalam surat tersebut antara lain American Airlines, Delta Air Lines, United Airlines, Boeing, Airbus, dan sejumlah pihak lainnya.
Mereka juga menambahkan bahwa mereka tidak mendukung upaya privatisasi layanan pengendali lalu lintas udara AS dan percaya bahwa hal itu akan menjadi gangguan dari investasi dan reformasi yang dibutuhkan.
Baca juga: Daftar Kecelakaan Pesawat AS Sepanjang Tahun 2025: Terbaru, Delta Air Lines Mendarat Terbalik
Hingga berita ini diturunkan, Departemen Transportasi AS (USDOT), FAA, dan komite utama di Dewan Perwakilan Rakyat AS serta Senat belum segera menanggapi permintaan komentar terkait surat tersebut.
Kekurangan pengendali lalu lintas udara yang berkelanjutan diduga menjadi biang kerok dalam sejumlah masalah penerbangan di AS selama ini.
Kurangnya tenaga di sektor lalu lintas udara ini bahkan menyebabkan penundaan penerbangan, hingga banyaknya lembur yang harus dilakukan para pengendali lintas udara untuk memenuhi tuntutan jadwal kerja.
Hal ini sempat menimbulkan pemadaman sistem peringatan pilot pada Januari 2023 lalu yang menyebabkan penghentian penerbangan nasional pertama di AS sejak 2001.
Imbasnya, lebih dari 11.000 penerbangan di AS kala itu mengalami gangguan penerbangan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.