Analisis, Apa Dampak Kebijakan Ekonomi AS Terhadap Perekonomian Global dan Indonesia?
Kebijakan kenaikan tarif impor yang diambil Presiden Amerika Serikat, Donald Trump berimbas pada situasi ekonomi global, termasuk Indoensia.
Penulis:
Hasiolan Eko P Gultom
Di sisi lain, inflasi domestik Indonesia pada Januari 2025 tercatat pada level terendah dalam 25 tahun terakhir, yakni 0,76% YoY.
Lalu apakah inflasi yang sesungguhnya memang benar serendah ini?
"Apabilka kita coba cermati lebih lanjut, inflasi inti, yang merepresentasikan kondisi inflasi yang sesungguhnya masih tumbuh, tercatat +2,36% YoY. Adapun penyebab inflasi secara umum sangat rendah adalah terletak pada komponen harga yang diatur pemerintah yang mengalami deflasi, yaitu sebesar -6,41% YoY. Program diskon tarif listrik memberikan kontribusi besar pada deflasi ini," kata Arfian
PMI Manufaktur Indonesia
Arfian juga memberi catatan terhadap Indeks Manajer Pembelian (PMI) manufaktur Indonesia.
Pada Januari 2025 PMI Manufaktur Indonesia dilaporkan meningkat menjadi 51,9, naik dari 51,2 pada bulan sebelumnya.
Ini menandakan adanya pertumbuhan aktivitas pabrik yang berlanjut untuk bulan kedua berturut-turut, serta merupakan laju tercepat sejak Mei 2024.
Pesanan baru terus tumbuh, didorong oleh permintaan asing yang meningkat. Biaya output juga tercatat moderat, berada pada level terendah dalam tiga bulan terakhir.
"Peningkatan PMI ini dapat menjadi katalis positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia, terutama dalam hal peningkatan produksi dan pembelian bahan baku. Dengan adanya peningkatan aktivitas produksi, diharapkan akan ada peningkatan perekrutan tenaga kerja yang dapat memperbaiki tingkat lapangan pekerjaan di Indonesia," paparnya.
Dampak Kebijakan Ekonomi AS Terhadap Perekonomian Global dan Indonesia
Terkait kebijakan impor yang diterapkan oleh AS terhadap Kanada, Meksiko, dan China, dia memperkirakan hal itu dapat memperburuk ketidakpastian ekonomi global serta dapat memengaruhi arah kebijakan suku bunga The Fed.
Menurutnya, dengan adanya tarif impor dapat meningkatkan harga barang yang masuk ke AS karena perusahaan harus membayar tarif tambahan untuk barang yang diimpor.
"Alhasil, biaya ini pada umumnya akan dibebankan ke konsumen dengan bentuk harga yang lebih tinggi sehingga dapat mendorong inflasi," katanya.
Meningkatnya inflasi di AS akan memperkecil ruang penurunan suku bunga The Fed.
Imbasnya adalah ekspektasi terhadap US Treasury Yield akan tetap tinggi.
"Lalu dampaknya ke Indonesia adalah ruang pemangkasan suku bunga Bank Indonesia pun akan turut lebih terbatas, di lain sisi diperlukan pemangkasan lebih lanjut guna mendukung pertumbuhan ekonomi," katanya.
Soal inflasi yang terjadi, inflasi yang tinggi di AS berpotensi membuat The Fed tetap hawkish dalam kebijakan moneternya.
Terhanyut di Madura: Cerita Warga Australia Temukan Cinta di Tengah Selawat Santri |
![]() |
---|
Pendaftaran BPI Beasiswa Pendidikan Indonesia untuk Guru serta Calon Guru D-4 atau S-1 |
![]() |
---|
Indonesia–Polandia Teken Perjanjian MLA: Langkah Strategis Berantas Kejahatan Lintas Negara |
![]() |
---|
Mahasiswa dari 27 Kampus Adu Inovasi Logistik, ITB Raih Juara Pertama |
![]() |
---|
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 Halaman 47, Ciri dan Syarat Vlog Berita |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.