Senin, 29 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Menkeu Desak Netanyahu Beri Perintah Penaklukan Gaza dan Pengusiran Warga Palestina

Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk memberikan perintah penaklukan Jalur Gaza.

|
Penulis: Febri Prasetyo
Kantor Media Pemerintah Israel
RAPAT KABINET ISRAEL - Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich (kiri), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (tengah), dan Sekretaris Kabinet Yossi Fuchs saat rapat kabinet di Yerusalem tanggal 1 November 2024. Smotrich pada hari Selasa (11/2/2025), meminta Netanyahu mengeluarkan perintah penaklukan Gaza. 

TRIBUNNEWS.COM – Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich mendesak Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk memberikan perintah penaklukan Jalur Gaza dan pengusiran warga di sana.

Menurut Smotrich, perintah itu bisa diberikan jika Hamas belum membebaskan semua sandera hingga Sabtu siang pekan ini.

"Tuan Perdana Menteri, saya mendesak Anda, setelah pernyataan sederhana, bermoral, dan jelas dari Presiden [Amerika Serikat Donald] Trump, untuk memberi tahu Hamas dengan tegas: Bebaskan semua sandera pada hari Sabtu, tak ada lagi tahanan, tak ada lagi permainan, atau gerbang neraka akan terbuka untuk mereka," kata Smotrich dalam pernyataannya melalui video hari Selasa (11/2/2025), dikutip dari The Jerusalem Post.

"Ini artinya tidak ada listrik, air, bahan bakar, dan bantuan kemanusiaan. Hanya akan ada api dan belerang di pesawat kira, meriam, tank, dan tentara heroik kita. Akan ada penaklukan total Gaza."

Dia mengatakan semua warga Gaza akan diusir. Lalu, kekuasaan Israel akan diberlakukan di Gaza karena hal itu adalah "harga mengerikan" yang dipahami Hamas.

Menurut Smotrich, penaklukan itu merupakan satu-satunya cara menjaga sandera tetap hidup dan memulangkannya secepat mungkin.

Smotrich mengklaim Israel punya dukungan internasional dalam perkara itu sehingga dia mendesak Netanyahu untuk segera memberikan perintah penaklukan Gaza.

Penyataan menteri sayap kanan itu keluar setelah Netanyahu menolak merinci jumlah sandera yang akan dibebaskan Hamas hari Sabtu. Dia hanya berkata jika Hamas tidak mengembalikan sandera, perang di Gaza akan kembali meletus.

PERDANA MENTERI ISRAEL - Tangkapan layar ini diambil pada Rabu (12/2/2025) dari Instagram Netanyahu, memperlihatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berpidato dan mengancam akan mengakhiri perjanjian gencatan senjata dengan Hamas jika Hamas tidak membebaskan sandera Israel pada Sabtu (15/2/2025).
PERDANA MENTERI ISRAEL - Tangkapan layar ini diambil pada Rabu (12/2/2025) dari Instagram Netanyahu, memperlihatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berpidato dan mengancam akan mengakhiri perjanjian gencatan senjata dengan Hamas jika Hamas tidak membebaskan sandera Israel pada Sabtu (15/2/2025). (Instagram/b.netanyahu)

Di media sosial X, pemimpin oposisi Israel yang bernama Yair Lapid menanggapi pernyataan Netanyahu

"Pemerintah Israel harus memulangkan semuanya. Tidak ada yang sepenting itu. Tidak ada yang semendesak itu," katanya.

"Tanggung jawab itu berada di tangan Netanyahu, yang sekali lagi menundanya, sekali lagi membahayakan proses itu, sekali lagi membiarkan para sandera. Dia tak perlu takut kepada Smotrich, dia punya jaring pengaman untuk membawa mereka pulang."

Baca juga: Tolak Rencana Trump, Warga Gaza Khawatir Peristiwa Nakba 1948 Terulang: Ini Tanah Air Saya

Sementara itu, Smotrich pernah meminta Israel untuk mengumpulkan semua warga Gaza di satu tempat lalu "mengusir mereka demi masa depan yang berbeda".

Dia menyebut untuk setiap sandera yang dilukai, Israel akan memberlakukan kekuasaan atas lebih dari lima persen wilayah Gaza.

"Kita punya dukungan penuh dari Presiden Trump," kata Smotrich dalam pidatonya di Institur Strategi dan Kebijakan Haredi.

Adapun Ketua Partai Persatuan Nasional, Benny Gantz, menyinggung pentingnya gencatan senjata demi membebaskan sandera.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan