Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Houthi Siaga, Siap Maju Serang Israel Jika Netanyahu Lanjutkan Perang di Gaza

Houthi Yaman bersiap melakukan serangan lewat operasi militer mematikan terhadap Israel jika PM Netanyahu terus melanggar gencatan senjata di Gaza.

khaberni/tangkap layar
BENDERA PALESTINA BERKIBAR - Bendera Palestina berkibar di tengah puing reruntuhan di Kota Gaza, dalam foto tangkapan layar dari Khaberni, Kamis (6/2/2025). Houthi Yaman bersiap melakukan serangan lewat operasi militer mematikan terhadap Israel jika PM Netanyahu terus melanggar gencatan senjata di Gaza. 

TRIBUNNEWS.COM – Kelompok sayap kanan Houthi di Yaman bersiap melakukan serangan lewat operasi militer mematikan terhadap Israel jika PM Netanyahu terus melanggar gencatan senjata di Gaza.

Ancaman ini dilontarkan langsung oleh Pemimpin Houthi Yaman, Abdul-Malik al-Houthi, pada Selasa (11/2/2025).

Dalam sebuah pidato yang disiarkan televisi, al-Houthi menekankan bahwa kelompoknya siap untuk meluncurkan kembali operasi militer terhadap Israel jika negara itu melanjutkan serangannya ke Gaza dan tidak berkomitmen terhadap kesepakatan gencatan senjata.

"Tangan kami berada di pelatuk dan kami siap untuk segera melakukan eskalasi terhadap musuh Israel jika mereka kembali melakukan eskalasi di Jalur Gaza," kata al-Houthi mengutip dari Al Jazeera.

Ketegangan tersebut terjadi setelah kesepakatan gencatan senjata Gaza rapuh.

Lantaran Hamas mengatakan akan menghentikan pembebasan sandera Israel  yang seharusnya digelar besok Sabtu depan.

Juru bicara sayap militer Hamas Brigade Al Qassam, Abu Ubaida, mengatakan bahwa pembebasan sandera ditunda karena Israel melanggar kesepakatan gencatan senjata.

"Pembebasan para tahanan (sandera Israel), yang dijadwalkan pada Sabtu depan, 15 Februari 2025, akan ditunda hingga pemberitahuan lebih lanjut, menunggu kepatuhan pendudukan dan pemenuhan  kewajiban beberapa minggu terakhir," kata juru bicara Brigade Ezzedine al-Qassam, Abu Ubaida dalam sebuah pernyataan resminya.

Berbanding terbalik dengan pernyataan Hamas, Israel justru menilai Hamas lah yang melanggar kesepakatan gencatan senjata karena menunda pembebasan sandera yang telah dijadwalkan.

Oleh karenanya Israel mendesak militernya meningkatkan "kesiagaan tertinggi".

Untuk memperkuat pertahanan, pemerintah Israel bahkan menunda cuti bagi pasukan tempur sebagai langkah antisipasi terhadap kemungkinan eskalasi perang di Gaza.

Baca juga: Bela Palestina, Partai Komunis Israel Tegas Tolak Rencana Trump Usir Warga Gaza

"Saya telah menginstruksikan militer untuk mempersiapkan kesiapan tingkat tertinggi di Gaza dan untuk membela komunitas kami," kata Menteri Pertahanan Israel, Katz.

"Pengumuman Hamas akan berhenti membebaskan sandera adalah pelanggaran total terhadap kesepakatan gencatan senjata," tambahnya

Ketegangan inilah yang membuat Houthi ikut memanas, berkomitmen untuk melakukan serangan terhadap Israel jika negara itu melanjutkan perang ke Gaza selama gencatan senjata berlangsung.

Houthi Janji Bela Gaza

Sejak Israel melakukan invasi di Gaza, Houthi menjadi salah satu pendukung utama Hamas yang aktif melakukan serangan terhadap Israel.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved