Konflik Palestina Vs Israel
Mundur dari Koridor Netzarim, Perwira Israel Tiru Ucapan Jenderal AS MacArthur: Kami Akan Kembali!
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mulai menarik diri dari Koridor Netzarim di Jalur Gaza sesuai dengan kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas.
Seorang pejabat senior Hamas bernama Sami Abu Zuhri berkata penarikan itu merupakan hal yang “memalukan” bagi Israel.
“[Penarikan itu] adalah pernyataan kekalahan dan kegagalan Netanyahu untuk mencapai tujuannya dan mempertahankan cengkeramannya di wilayah Gaza,” kata Zuhri.
Dia lalu menyinggung peristiwa ketika Perdana Menteri Israel Ariel Sharon mundur dari Gaza. Sharon kerap berkata bahwa “Netzarim mirip dengan Tel Aviv”.
“Invasi-invasi ini berulang, tetapi hasilnya sama, Gaza tetap tangguh menghadapi para penyerbu.”
Sebelumnya, IDF mengerahkan personelnya di Netzarim untuk menekan Hamas. Pada bulan Januari 2025 IDF sempat sempat menutup Netzarim untuk mencegah warga Gaza pergi ke utara.
Penutupan itu dilakukan setelah Israel menuding Hamas menolak menyerahkan warga Israel bernama Arbel Yehud yang disandera faksi Palestina itu.
“Akibatnya, diputuskan bahwa pembukaan perlintasan ke Gaza utara tidak akan disetujui. Sejak kemarin hingga saat ini sudah ada banyak upaya yang diambil bersama Amerika Serikat dan para juru penengah untuk membebaskan Arbel,” kata pemerintah Israel saat itu.
Baca juga: Arab Saudi Sarankan Warga Israel Pindah ke Alaska
Media Israel mengatakan penarikan tentara Israel dari Netzarim akan membuat Hamas lebih bebas beroperasi di Gaza.
Meski demikian, IDF masih beroperasi di Gaza. Pada hari Minggu IDF melepaskan tembakan ke arah sekelompok warga Palestina yang mendekati perbatasan di Gaza utara.
IDF mencurigai orang yang mendekati posisi tentara Israel di buffer zone atau zona penyangga. Setelah tembakan dilepaskan, orang itu menjauhi IDF.
Media Palestina melaporkan ada tiga orang yang tewas dalam peristiwa itu. Dalam peristiwa lainnya ada seorang wanita yang tewas di dekat Khan Younis dan diduga karena ditembak IDF.
Sementara itu, pasukan Israel hingga kini masih menguasai Koridor Philadelphi yang berada di perbatasan Gaza dan Mesir.
Israel mengklaim koridor itu digunakan Hamas untuk menyelundupkan senjata dari Mesir ke Gaza. Menurut Israel, keberadaan pasukannya di Philandelphi mencegah Hamas kembali mempersenjatai diri.
Pada bulan September 2024 Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Israel hanya akan sepakat untuk mundur dari Philadelphi jika gencatan senjata mencapai tahap dua.
Dia mengklaim penarikan mundur tentara Israel akan membahayakan keamanan Israel.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.