Senin, 6 Oktober 2025

DPR Filipina Tolak Pembelaan Sara Duterte terkait Tudingan akan Bunuh Presiden Bongbong Marcos

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Filipina menolak upaya pembelaan diri yang diajukan oleh Mantan Wakil Presiden Sara Duterte dalam kasus pemakzulannya

Penulis: Bobby W
Editor: Tiara Shelavie
tangkap layar Live Streaming Kementerian Pendidikan Filipina
WAPRES SARA DUTERTE - Tangkap layar Live Streaming Kementerian Pendidikan Filipina saat Wakil Presiden Filipina, Sara Duterte, saat dirinya mengumumkan pengunduran dirinya dari kabinet Bongbong Marcos, Rabu (19/6/2024). Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Filipina menolak upaya pembelaan diri yang diajukan oleh Mantan Wakil Presiden Sara Duterte dalam kasus pemakzulannya pada Sabtu (8/2/2025). 

"Jika saya dibunuh, saya katakan, jangan berhenti sampai mereka dibunuh, dan dia bilang 'ya'," katanya.

Istana menganggap pernyataan Duterte tersebut sebagai "ancaman aktif" meskipun pihaknya mengklaim bahwa ucapan tersebut hanyalah kiasan.

Sara Duterte juga kukug mengatakan bahwa ucapannya itu adalah tindakan pembelaan diri yang bersyarat atas ancaman pembunuhan yang juga terjadi kepadanya.

Barbers mengatakan bahwa pasal-pasal pemakzulan yang disampaikan oleh DPR memiliki dasar yang jelas.

"Mereka memiliki bukti yang dilampirkan," katanya.

Barbers, yang merupakan sekutu Duterte selama masa kepresidenan ayahnya, Rodrigo Duterte, mengatakan bahwa Duterte tidak bisa hanya diminta untuk mengundurkan diri.

"Itu bukan cara yang seharusnya dilakukan. Biarkan dia menjalani proses hukum dulu dan berikan proses hukum yang layak karena itu adalah haknya sebagai wakil presiden dan kita semua memiliki hak untuk membela diri dalam situasi seperti ini," tambahnya.

Sementara itu, para Pemimpin Majelis Asisten DPR seperti Pammy Zamora dari Distrik Kedua Taguig City, Zia Adiong dari Distrik pertama Lanao del Sur dan Jefferson Khonghun dari distrik pertama Zambales juga turut buka suara.

Di pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh anggota kelompok "Young Guns" tersebut, mereka menyatakan bahwa usaha pembelaan diri dari Duterte adalah upaya untuk "menghapus" pernyataan ceroboh dirinya sendiri dari ingatan publik.

Zamora mengatakan bahwa klaim Duterte yang ingin membunuh Presiden Ferdinand Marcos Jr., Ibu Negara Liza Araneta-Marcos, dan Ketua DPR Martin Romualdez tidak bisa disangkal lagi.

"Ia secara terang-terangan melakukan pengakuan langsung tentang konspirasi kriminal, dan sekarang dia ingin berpura-pura tidak pernah mengatakannya?" ungkap Zamora.

"Kalau kita melihat seorang Wakil Presiden yang secara terbuka mengatakan sebuah rencana pembunuhan ke publik, apakah rakyat Filipina nantinya tidak khawatir dengan kelayakannya untuk menjabat? Haruskah lembaga penegak hukum turun tangan menyelidiki kemungkinan keterkaitannya dalam tindakan kriminal yang dapat merusak keamanan nasional?" sindir Adiong.

Biro Investigasi Nasional (NBI) sendiri juga telah mengumumkan penyelidikan terhadap dugaan rencana pembunuhan yang diungkapkan Sara Dutertet tersebut.

Sementara itu, Khonghun meminta agar NBI mempercepat penyelidikan terhadap dugaan ancaman Duterte, dengan menekankan pentingnya keselamatan Marcos Jr.

"Pernyataannya tidak hanya ceroboh, ucapan Sara Duterte itu juga berbahaya, dan dia harus bertanggung jawab," tutup Khonghun.

(Tribunnews.com/Bobby)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved