Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Pasukan Israel Secara Paksa Mengusir 20.000 Warga Palestina dari Jenin

Pihak berwenang di kota Jenin, Tepi Barat yang diduduki, mengumumkan bahwa puluhan ribu warga Palestina telah mengungsi dari kamp pengungsi

Editor: Muhammad Barir
khaberni/tangkap layar
ASAP MEMBUMBUNG- Asap hitam mebumbung dari lokasi pengeboman Israel di Jenin, Tepi Barat, Palestina. Israel memutuskan untuk memperluas agresi militer skala besar mereka. Pada 30 Januari 2024, Sebagian besar penduduk Kamp Jenin, yang diperkirakan berjumlah 20.000 warga, mengungsi akibat agresi Israel. 

Pasukan Israel Secara Paksa Mengusir 20.000 Warga Palestina dari Jenin

TRIBUNNEWS.COM- Pihak berwenang di kota Jenin, Tepi Barat yang diduduki, mengumumkan bahwa puluhan ribu warga Palestina telah mengungsi dari kamp pengungsi kota tersebut sebagai akibat dari operasi Israel yang sedang berlangsung di sana. 

Gubernur Jenin mengatakan dalam sebuah pernyataan pada tanggal 30 Januari bahwa “sebagian besar penduduk Kamp Jenin, yang diperkirakan berjumlah 20.000 warga, mengungsi akibat agresi Israel.” 

Ditambahkannya bahwa “sekitar 400.000 warga Palestina telah terkena dampak pengepungan dan agresi di Jenin.” 

Operasi Israel di Jenin – yang dijuluki Tembok Besi – telah memasuki hari ke -10 . Setidaknya 16 warga Palestina telah tewas. Operasi tersebut juga mencakup serangan brutal tentara Israel di wilayah lain di Tepi Barat, seperti Nablus dan Tulkarem. 

Pasukan Israel secara sistematis menghancurkan rumah-rumah dan mengusir penduduk dari Kamp Jenin dan Tulkarem. 

Enam puluh rumah telah dihancurkan oleh pasukan Israel di Kamp Jenin, surat kabar berbahasa Ibrani Yedioth Ahronoth  melaporkan pada tanggal 30 Januari. 

Serangan udara Israel menargetkan sebuah bangunan di Kamp Jenin pada hari yang sama. 

"Sebuah pesawat tempur mengebom sebuah bangunan di dalam Kamp Jenin dengan dua rudal," menurut kantor berita WAFA .

Militer Israel juga mengerahkan bala bantuan menuju Tulkarem pada hari Kamis. 

Sementara itu, perlawanan di Jenin mengumumkan sejumlah operasi melawan pasukan Israel yang menyerbu. 

Brigade Jenin dari gerakan Jihad Islam Palestina (PIJ) Brigade Quds mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Kamis sore bahwa mereka "meledakkan alat peledak darat KJ37 ​​di sebuah jip militer... untuk memotong jalur pasukan penyelamat dan pendukung yang bergegas menyelamatkan pasukan yang telah jatuh ke medan tembak saat mencoba membentengi diri di salah satu rumah kamp [Jenin], yang mengakibatkan korban jiwa yang dikonfirmasi." 

Sebelumnya, Brigade Jenin mengatakan para pejuangnya terlibat dalam pertempuran senjata berat dengan pasukan Israel di Kamp Jenin.

Seorang tentara Israel dilaporkan tewas, dan dua lainnya terluka parah, menurut laporan media Israel. 

Bentrokan itu terjadi sehari setelah 10 warga Palestina tewas dalam serangan udara di kota Tamun di provinsi Tubas, Tepi Barat yang diduduki. 

“Kami mendeklarasikan perang terhadap teror Palestina di Tepi Barat yang diduduki. Operasi Tembok Besi dilakukan untuk mengalahkan infrastruktur teror yang dibangun di kamp-kamp pengungsi Palestina dengan pendanaan dan pasokan Iran. [Kamp Jenin] tidak akan kembali seperti semula. Setelah operasi selesai, pasukan Israel akan tetap berada di kamp untuk memastikan teror tidak kembali,” kata Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, pada 29 Januari. 

"Saya mengirim pesan yang jelas dari sini kepada Otoritas Palestina (PA): Hentikan pendanaan terorisme dan pembunuhan terhadap orang Yahudi, dan mulailah memerangi teror dengan serius. Siapa pun yang mendanai keluarga teroris dan pembunuh, dan mendidik anak-anaknya untuk menghancurkan Israel, membahayakan keberadaannya sendiri," imbuhnya. 

Sebelum operasi Tel Aviv di Jenin, PA melancarkan pengepungan dan operasi militer tanpa pandang bulu selama enam minggu terhadap kamp di kota itu atas nama Israel. Pasukan PA juga telah mengambil bagian dalam operasi baru Israel di Jenin

Pejuang perlawanan Palestina di Jenin, Tepi Barat yang diduduki, meledakkan bahan peledak terhadap pasukan Israel yang menyerang kamp tersebut.

Meskipun dikepung selama hampir 50 hari, perlawanan terus berhasil menanam dan meledakkan bahan peledak.

 

SUMBER: THE CRADLE

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved