Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Benarkah AS Habiskan Rp812 Miliar untuk Sediakan Kondom di Gaza?

Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt mengklaim AS mengirimkan dana $50 juta atau Rp812 miliar demi penyediaan kondom di Jalur Gaza.

Penulis: Febri Prasetyo
AFP/ROBERTO SCHMIDT
UNJUK RASA - Seorang demonstran pro-Palestina mengibarkan bendera Palestina di dekat Gedung Putih selama "Pawai di Washington untuk Gaza" di Washington, DC, pada 13 Januari 2024. Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt pada hari Selasa, (28/1/2025), mengklaim AS mengirimkan dana $50 juta atau Rp812 miliar demi penyediaan kondom di Jalur Gaza. (Foto arsip Januari 2024) 

"Jika kondom termasuk bagian dari komponen kesehatan, kondom itu akan mencapai hampir setengah dari dana hibah itu."

Bantahan juga disampaikan oleh Presiden Pengungsi Internasional, Jeremy Konyndyk, yang mengawasi bantuan USAID untuk penanganan Covid-19 pada masa pemerintahan Presiden AS Joe Biden.  

"USAID mendapatkan kondom dengan harga sekitar $0,05 per buah," kata Konydyk.

"$50 juta akan menjadi satu miliar kondom. Apa yang tengah terjadi di sini BUKANLAH satu miliar kondom untuk Gaza. Tampaknya yang terjadi di sini adalah orang-orang di DOGE tidak bisa membaca dokumen pemerintah."

Menurut laporan keuangan USAID tahun 2023 tentang pengiriman kondom dan alat kontrasepsi lainnya, Yordania menjadi satu-satunya negara Timur Tengah yang mendapatkan kiriman kontrasepsi oral dan suntik bernilai $45.680 untuk program pemerintah saja.

Pengiriman itu juga merupakan yang pertama kali dilakukan USAID ke Timur Tengah sejak 2019.

Dengan menyatakan lima alasannya, CNN turut meragukan klaim Gedung Putih tentang kondom.

Baca juga: Direkrut untuk Hancurkan Bangunan di Gaza, Kontraktor Israel Malah Tewas Ditembaki Tentara Israel

Pertama, Gedung Putih tidak memberikan bukti pendukung.

Kedua, selama tiga tahun sebelumnya di bawah Biden, USAID tidak mengeluarkan dana untuk penyediaan kondom di seluruh Timur Tengah.

Ketiga, total kondom yang disalurkan USAID ke seluruh dunia jauh di bawah angka $50 juta.

Keempat, Kemenlu AS tidak mengulang-ulang klaim Leavitt.

Kelima, para pakar sudah meragukan atau membantah klaim Leavitt.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved