Selasa, 7 Oktober 2025

Donald Trump Pimpin Amerika Serikat

AS Bekukan Bantuan Luar Negeri: Fokus pada Israel dan Mesir

Kebijakan ini bukan hanya soal angka—namun juga menyentuh kehidupan jutaan orang di seluruh dunia.

Tangkap layar ABC News
Pengambilan Sumpah Jabatan Presiden Amerika Serikat ke-47 Donald Trump. Pemerintahan Donald Trump baru-baru ini mengumumkan sebuah langkah yang menciptakan gelombang reaksi di kalangan organisasi kemanusiaan dan negara-negara yang bergantung pada bantuan internasional. 

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintahan Donald Trump baru-baru ini mengumumkan sebuah langkah yang menciptakan gelombang reaksi di kalangan organisasi kemanusiaan dan negara-negara yang bergantung pada bantuan internasional.

Pada 24 Januari 2025, Departemen Luar Negeri AS mengeluarkan memo yang menginstruksikan pembekuan hampir semua bantuan luar negeri, dengan pengecualian khusus untuk dua negara: Israel dan Mesir.

Kebijakan ini bukan hanya soal angka—namun juga menyentuh kehidupan jutaan orang di seluruh dunia.

Bantuan untuk Israel dan Mesir Tetap Berlanjut

Israel dan Mesir telah lama menjadi dua penerima terbesar bantuan luar negeri dari AS.

Meskipun keduanya menghadapi kritik serius terkait pelanggaran hak asasi manusia, bantuan mereka tetap dialirkan.

Ini menimbulkan pertanyaan besar di benak banyak orang:

Apakah nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan akan terabaikan demi kepentingan politik?

“Bantuan yang diterima Israel dan Mesir berlangsung sesuai perintah yang telah ditetapkan, meskipun ada tekanan untuk menghentikannya,” ujar seorang pejabat yang enggan disebutkan namanya.

Pihak Departemen Luar Negeri mengonfirmasi bahwa pembekuan ini tidak akan berlaku untuk bantuan kemanusiaan darurat, seperti bantuan makanan.

Namun, program-program penting di sektor kesehatan, termasuk Rencana Darurat Presiden untuk Bantuan AIDS (PEPFAR), diperkirakan akan terpengaruh.

Risiko Krisis Kemanusiaan yang Berkepanjangan

Pembekuan bantuan luar negeri ini dikhawatirkan akan memperburuk krisis global.

Banyak negara yang sangat bergantung pada bantuan internasional untuk bertahan hidup terancam terputus aksesnya. “Kebijakan ini berpotensi menyebabkan hilangnya nyawa, terutama di negara-negara yang sangat membutuhkan bantuan,” kata Al Jazeera, menyoroti dampak yang meresahkan.

Organisasi kemanusiaan berulang kali mengingatkan bahwa krisis kesehatan, kelaparan, dan kondisi sosial lainnya dapat semakin memburuk jika tidak ada intervensi segera.

Mantan pejabat USAID juga menekankan bahwa upaya penyelamatan nyawa yang telah dibangun selama bertahun-tahun dapat hancur dalam sekejap karena keputusan ini.

Nasib Ukraina yang Tak Pasti

Sementara itu, Ukraina, yang saat ini sangat bergantung pada bantuan militer AS dalam menghadapi invasi Rusia, masih berada dalam ketidakpastian.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved